Jokowi: Jangan Bangga Dulu kalau Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan para menteri dan kepala daerah tidak hanya fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Ia mengatakan, menekan angka inflasi juga penting dilakukan. 

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kata Jokowi, tidak akan berarti apabila inflasi juga tinggi.

"Hati-hati, jangan bangga dulu pertumbuhan ekonomi tinggi kalau tidak bisa kendalikan inflasi," kata Jokowi, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional VII Tim Pengendalian Inflasi Daerah 2016, di Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Jokowi menjelaskan, jika pertumbuhan ekonomi tinggi juga diikuti inflasi tinggi, maka uang yang dimiliki masyarakat tidak akan berarti karena harga-harga kebutuhan melonjak.

Ia mencontohkan sejumlah negara yang memiliki tingkat inflasi rendah, mulai dari Malaysia dengan 2,1 persen, Amerika Serikat 0,12 persen, dan Singapura minus 0,54 persen.

"Di Singapura malah minus, artinya harga turun. Banyak diskon pasti, banyak great sale," kata Jokowi.

Di Indonesia sendiri, lanjut Jokowi, pada 2015 inflasi masih pada angka 3,36 persen. Ia berharap, angka ini masih bisa ditekan hingga seminim mungkin.

"Katakan bisa ditekan di bawah 2 persen, terus pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Artinya, rakyat punya uang dan belanja mudah. Inilah pekerjaan besar yang harus kita lakukan," ujar Jokowi.