Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi I DPR: Alutsista yang Tidak Layak Jangan Dipakai Lagi

Kompas.com - 09/07/2016, 13:49 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR, Sukamta, meminta agar pemerintah dan TNI benar-benar memperhatikan kelayakan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Menurut Sukamta, alutsista yang sudah tidak layak sebaiknya tidak lagi digunakan untuk operasi militer.

"Saya sudah beberapa kali mendorong agar pemerintah rutin untuk mengevaluasi alutsistanya. Yang tidak layak jangan dipakai lagi," ujar Sukamta melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2016).

(Baca juga: Tim Investigasi TNI Selidiki Jatuhnya Helikopter di Yogyakarta)

Sukamta mengatakan, evaluasi kelayakan alutsista harus dilakukan. Sebab, bisa jadi ada alutsista yang tidak layak pakai sehingga menimbulkan kecelakaan saat digunakan.

Terkait jatuhnya helikopter milik TNI Angkatan Darat di Yogyakarta, Jumat (8/7/2016), Sukamta mendesak agar pemerintah segera melakukan investigasi dan mengeluarkan penjelasan resmi mengenai penyebab kecelakaan.

Hal itu dinilai perlu dilakukan agar tidak ada kesimpangsiuran. "Karena kita belum tahu pasti penyebab jatuhnya helikopter ini, apakah karena ketidaklayakan alutsista atau human error," kata Sukamta.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah mengungkapkan, helikopter Bell 205 A-1 milik TNI AD yang jatuh di Sleman, Yogyakarta, adalah buatan Amerika Serikat.

Tahun ini, helikopter yang diproduksi pada 1976 itu genap berusia 40 tahun. (Baca juga: Helikopter TNI AD yang Jatuh di Sleman Berusia 40 Tahun)

Namun, dia menegaskan bahwa sebelum lepas landas, kru darat telah melakukan pengecekan terhadap kondisi helikopter secara ketat dan menyatakan laik terbang.

"Heli ini buatan Amerika tahun 1976, tetapi dinyatakan laik terbang," ujar Sabrar saat memberikan keterangan pers di Media Center Dinas Penerangan Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2016).

Sabrar menuturkan, hingga saat ini, pihak TNI AD belum mengetahui penyebab pasti jatuhnya helikopter tersebut.

TNI AD pun telah membentuk tim investigasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan melokalisasi tempat kejadian dalam rangka pemeriksaan dan investigasi.

Kompas TV Kronologi Jatuhnya Helikopter di Yogyakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com