JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad mengaku terkejut mendapatkan kabar wafatnya Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik.
"Masih sulit kami terima walaupun ini semua sudah ketetapan Allah. Kami sangat dikagetkan dengan kepergian beliau," kata Muhammad di rumah duka di Pejaten Barat, Jakarta, Jumat (8/7/2016).
Muhammad mengaku, sempat bertemu dengan Husni beberapa waktu lalu. Pada pertemuan itu, Husni menyampaikan harapannya terkait pemilu.
Menurut Muhammad, Husni ingin masyarakat Indonesia lebih peduli ketika pemilu diselenggarakan. Setiap orang sadar untuk menggunakan hak pilihnya.
"Semua orang sadar politik, berpartisipasi terhadap pemilu. Sehingga KPU hanya menjadi penyelenggara," kata dia.
(Baca: Kepada Viva Yoga, Husni Kamil Mengaku Ingin Istirahat)
"KPU bisa menjadi lokomotif mengajak masyarakat untuk bisa aware terhadap pemilu ini," tambah dia.
Ia mengatakan, pada pekan ketiga bulan Ramadhan, almarhum juga menyampaikan bahwa pihak-pihak penyelenggara pemilu harus segera melakukan pertemuan.
Pertemuan itu guna membahas peraturan teknis pemyelenggaraan pemilu dan kesamaan sikap lembaga pemyelnggara pemilu.
"Saat bulan Ramadhan beliau ke KPU, terakhir kali, bilang ke saya untuk bisa segera bertemu bicarakan regulasi karena undang-undang baru," kata dia.
(baca: Jimly: Husni Kamil Manik, Pemimpin yang Cemerlang dan Bertangan Dingin)
Muhammad menambahkan, langkah-langkah tersebut menurut almarhum perlu dilakukan segera agar pelaksanaan pemilu nantinya bisa terlaksana lebih baik lagi.
"Karena sangat mulia rencana almarhum. Kami akan meneruskan apa yang menjadi pesan beliau," kata Muhammad.
Husni Kamil Manik dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pada pukul 21.00 WIB. Husni wafat setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina sejak Kamis pagi.
Husni wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis pukul 21.00 WIB. Awalnya almarhum mengeluhkan bisul di bagian kakinya pada Rabu (6/7/2016), tepat hari raya Idul Fitri 1437 H.