Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2016, 06:40 WIB

Juni ini, saya punya beberapa catatan kecil. Rabu, 22 Juni 2016, di salah satu studio Metro TV di Jakarta, berlangsung diskusi dan tanya jawab antara Najwa Shihab dan sejumlah orang yang pernah atau sedang bekerja di Istana Kepresidenan Republik Indonesia.

Orang-orang istana itu, antara lain, Umar Juoro dan Indria Samego (keduanya asisten Presiden dan Wakil Presiden BJ Habibie), Wahyu Muryadi dan Adhie Massardi (kepala protokol istana dan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid), Julian Aldrin Pasha (juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), serta Johan Budi (anggota tim komunikasi Presiden Joko Widodo). Hadir juga, J Kristiadi dari Center for Strategic and International Studies.

Suatu hal yang bisa dicatat dari yang dikatakan orang-orang istana ini adalah usaha untuk mengunggulkan tiap presiden yang mereka bantu.

Mereka berusaha mengatakan, presiden yang mereka bantu adalah orang yang sederhana, paling berani, paling berhasil, dan seterusnya.

Wahyu Muryadi dan Adhie Massardi, antara lain, mengemukakan, Gus Dur adalah orang yang humanis dan tidak ingin ada kekerasan.

"Beliau berani masuk Papua yang sedang rawan walau aparat keamanan menyarankan untuk tidak masuk," tutur Wahyu.

Adhie Massardi dan Wahyu juga menekankan, Gus Dur selalu memilih tidak ada peluru meletus dan tidak ada pertumpahan darah walaupun presiden ke-4 ini harus mundur.

Johan Budi menceritakan kesederhanaan Jokowi sebagai presiden. Katanya, Jokowi beli pakaian sendiri di luar jadwal protokol istana.

"Di dalam mobil, beliau memakai minyak gosok kayu putih," ujarnya.

Sementara itu, Umar Juoro dan Indria Samego banyak berkisah tentang sulitnya BJ Habibie melepaskan diri dari stigma bahwa dia adalah boneka Soeharto, sang arsitek Orde Baru.

Ada peristiwa lain yang saya catat. Jumat, 10 Juni 2016, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bertemu dengan para pemimpin redaksi media massa. Selain banyak canda, juga dibahas soal tuntutan Reformasi 1998.

Kamis, 23 Juni, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono didamping Ny Ani Yudhoyono dan kedua putra mereka, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas serta Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, berbuka bersama dengan sejumlah wartawan di Petamburan, Jakarta.

Banyak hal disampaikan Yudhoyono, antara lain tentang salah satu perbedaan pemerintahannya dengan pemerintahan Jokowi.

"Saat ini, Jokowi punya hubungan mesra dengan masyarakat banyak, sejumlah parpol, dan pers. Sementara saya banyak dicerca, tapi anggota kabinet saya tidak saling kritik secara terbuka di ruang publik dan mendukung saya secara solid," katanya.

Yudhoyono juga meramalkan kemungkinan munculnya calon presiden selain Jokowi, pada tahun 2017 atau 2018, untuk Pemilihan Presiden 2019.

Selasa, 21 Juni 2016, di Redaksi Kompas, Jakarta, Menteri Perdagangan Thomas T Lembong, antara lain, mengatakan, "Dalam situasi ekonomi seperti sekarang, kita untung punya Presiden Jokowi yang rendah hati." Begitukah? (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com