Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ditolak DPR, Anggaran Kemenhan-TNI Tak Akan Dinaikkan

Kompas.com - 22/06/2016, 18:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menegaskan tidak akan menaikkan pengajuan anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI untuk tahun anggaran 2017. Sebab, pemerintah memang memiliki anggaran yang terbatas.

Anggaran yang diajukan ke DPR akan tetap berkisar pada angka Rp 104 triliun-Rp 107 triliun.

"Kan lagi keadaan ekonomi turun semua kan bersama-sama secara proporsional diturunkan. Kalau enggak ada duitnya pakai apa?" kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Hal tersebut disampaikan Luhut menanggapi sikap DPR yang menolak anggaran yang diajukan Kemenhan-TNI karena dianggap terlalu rendah dari yang sebelumnya dijanjikan.

Luhut mengatakan, meski mendapat penolakan DPR, namun untuk tahun ini pemerintah tidak akan menaikkan lagi pagu anggaran yang sudah diajukan.

Luhut menyadari pentingnya anggaran yang memadai bagi Kemenhan-TNI. Oleh karena itu, pemerintah akan menaikkan anggaran tersebut apabila pada tahun-tahun mendatang kondisi ekonomi sudah membaik.

"Enggak ada masalah, kalau ekonomi global membaik, ekonomi kita membaik tentu juga akan ada penyesuaian," ucap Luhut yang juga purnawirawan TNI ini.

Luhut pun meyakini Kemenhan-TNI dalam proses selanjutnya bisa meyakinkan DPR untuk menyetujui anggaran sebesar Rp 104 triliun-Rp 107 triliun yang sudah diajukan.

Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengatakan, Komisi I menolak pengajuan anggaran Kementerian Pertahanan-TNI tahun anggaran 2017 sebesar Rp 104 triliun-Rp 107 triliun. Pasalnya, pagu tersebut jauh di bawah seperti yang dijanjikan pemerintah.

"Janji pemerintah mengusahakan (anggaran Kemenhan-TNI) 1,5 persen dari PDB, karena itu pagu yang diajukan jangan jauh dari yang dijanjikan sehingga ketika pengajuannya kami tolak dahulu," kata Hanafi, Selasa.

Dia menjelaskan, jika pagu yang diajukan 1,5 persen dari PDB, maka anggarannya sekitar Rp 180 triliun sampai Rp 200 triliun.

Menurut dia, anggaran tersebut diperuntukkan bagi koordinasi, alutsista, kesejahteraan TNI, perumahan dan fungsi-fungsi lainnya.

"40 persen untuk belanja rutin, 20 persen lebih sedikit untuk belanja barang dan sisanya belanja modal," ujarnya.

Hanafi mengatakan, pemerintah beralasan tidak bisa memenuhi 1,5 persen dari PDB karena alasan ekonomi.

Namun, menurut dia, anggaran TNI tidak bisa diperlakukan sama dengan kementerian/lembaga lain. TNI merupakan tulang punggung negara dalam menjaga kedaulatan negara.

Kompas TV Tahun Ini Anggaran Polri Dipangkas 1,5 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menkumham Minta Polri Segera Tuntaskan Kasus 'Vina Cirebon'

Menkumham Minta Polri Segera Tuntaskan Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Sekjen PDI-P Sebut Bung Karno dan Megawati Masih Bisa Didampingi Penasihat Hukum Saat Jalani Pemeriksaan

Sekjen PDI-P Sebut Bung Karno dan Megawati Masih Bisa Didampingi Penasihat Hukum Saat Jalani Pemeriksaan

Nasional
Terima Gelar Adat Kerajaan Gowa, Menkumham: Saya Merasa Terhormat

Terima Gelar Adat Kerajaan Gowa, Menkumham: Saya Merasa Terhormat

Nasional
Gerindra Bilang Jakarta Ingin Pemimpin Baru, Anies: Serahkan Pada Warga

Gerindra Bilang Jakarta Ingin Pemimpin Baru, Anies: Serahkan Pada Warga

Nasional
Tingkatkan Kenyamanan Pelayanan Publik, Menkumham Resmikan Kantor Kemenkumham di Sulsel

Tingkatkan Kenyamanan Pelayanan Publik, Menkumham Resmikan Kantor Kemenkumham di Sulsel

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Mulai Berangkat ke Arafah untuk Wukuf

Jemaah Haji Indonesia Mulai Berangkat ke Arafah untuk Wukuf

Nasional
Blusukan dan Bagikan Buku di Jakpus, Kaesang Bantah Sedang Kampanye

Blusukan dan Bagikan Buku di Jakpus, Kaesang Bantah Sedang Kampanye

Nasional
Ditanya soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Dokter dan Nakes yang Pertama Kali Urus STR Tetap Dikenakan Biaya

Dokter dan Nakes yang Pertama Kali Urus STR Tetap Dikenakan Biaya

Nasional
Soal Indonesia Emas 2045, Mahfud MD: Indonesia Saat Ini Belum Adil dan Makmur

Soal Indonesia Emas 2045, Mahfud MD: Indonesia Saat Ini Belum Adil dan Makmur

Nasional
PPATK Sebut Transaksi Judi 'Online' Capai Rp 100 Triliun pada Januari-Maret 2024

PPATK Sebut Transaksi Judi "Online" Capai Rp 100 Triliun pada Januari-Maret 2024

Nasional
Demokrat Sebut Tak Ada Nama Anies untuk Pilkada Jakarta, tapi Usulkan Mujiyono

Demokrat Sebut Tak Ada Nama Anies untuk Pilkada Jakarta, tapi Usulkan Mujiyono

Nasional
Kaesang: Saya Suka Nonton Desak Anies, Bagus!

Kaesang: Saya Suka Nonton Desak Anies, Bagus!

Nasional
Kementerian PUPR: Pembangunan SPAM Sepaku Sudah 50 Persen, Bisa Suplai Air ke IKN Saat 17 Agustus

Kementerian PUPR: Pembangunan SPAM Sepaku Sudah 50 Persen, Bisa Suplai Air ke IKN Saat 17 Agustus

Nasional
Anies Resmi Umumkan Maju Pilkada Jakarta 2024

Anies Resmi Umumkan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com