JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz melihat, ada kebiasaan partai politik yang menentukan calon kepala daerah pada menit-menit terakhir.
Hal tersebut, kata dia, terlihat dari pendaftaran pasangan calon dilakukan menjelang waktu penutupan.
Kebiasaan tersebut, menurut dia, dapat berdampak buruk karena parpol kehilangan kesempatan sejak awal mendekatkan pasangan calon dengan para pemilihnya.
"Keputusan partai politik untuk menunda-nunda siapa yang diusungnya akan membingungkan pemilih dan memunculkan keraguan bahwa aspirasinya dapat terakomodasi oleh partai tersebut," kata Masykurudin melalui keterangan tertulis, Rabu (22/6/2016).
Ia menyebutkan, ada beberapa penyebab parpol kerap menentukan pasangan calon pada menit akhir. Misalnya, menunggu surat rekomendasi pengurus pusat, menyiapkan syarat administrasi pencalonan, menyusun naskah visi, misi dan program hingga menyesuaikan konstelasi politik suatu daerah.
Bahkan pada titik tertentu, kata dia, proses pencalonan semata-mata hanya didasarkan pada aspek popularitas dan akhirnya cenderung bersifat transaksional.
Masykurudin mengimbau, agar parpol segera menghilangkan kebiasaan menentukan sikap politik yang terlambat. Parpol juga diminta untuk mengusung calon sejak awal dan membangun kontrak politik yang substansial dengan masyarakat.
"Jangan sampai partai politik hanya menjadi kendaraan dan kemudian ditinggal, disamping kondisi tersebut juga akan memunculkan calon-calon potensial yang akhirnya mengambil jalur perseorangan," tutur Masykurudin.