Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Minta Diajak "Duduk Bareng" Bahas Pelarangan Peredaran Minuman Beralkohol dengan Pemerintah

Kompas.com - 22/05/2016, 20:45 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Baharun, mengatakan, sebagai perwakilan umat muslim tentu setuju dengan sikap pemerintah yang melarang peredaran minuman beralkohol.

Namun, kata Baharun, pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, kemarin perlu diperjelas kembali. Pernyataan itu mengenai aturan pelarangannya atau regulasi penjualan miras di tempat-tempat tertentu.

Menurut Bahrun, jika nanti ada pembahasan rancangan undang-undang terkait minuman beralkohol, maka pemerintah semestinya mengajak pihak-pihak terkait untuk duduk bersama.

"Saya tidak tahu kemendagri itu bagaimana maksudnya, tapi semestinya melibatkan MUI, tokoh masyarakat, melibatkan tokoh-tokoh terkait," ujar Baharun saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (22/5/2016).

"Bukan hanya MUI, tapi agama-agama lain harus dilibatkan mengenai masalah ini," lanjut dia.

Ia mengatakan, keputusan yang diambil berdasarkan saran dan masukan banyak pihak tentu menghasilkan keputusan yang baik.

Dalam konteks regulasi minuman beralkohol, pertimbangan baik dan buruknya musti dikaji dari setiap aspeknya. Tidak hanya soal keuntungan dari investasi dan pembangunan semata.

"Terlalu mahal jika hanya dihitung dari pemasukan atas wisata, jika dibandingkan mudhorotnya yang jauh lebih besar," tutur dia.

Maka dari itu, kata Baharun, pemerintah harus menyertakan stakeholder dalam menyikapi masalah ini.

Baharun tidak menepis jika nanti ada beberapa daerah yang setuju dengan regulasi yang tepat. Menurut dia, karena setiap daerah memiliki kultur budaya yang berbeda-beda.

"Kalau, misal di Bali, mayoritas warga membolehkan, silakan, tapi jangan sampai mengeneralisasi bahwa peraturan itu berlaku di semua daerah," kata Baharun.

Kompas TV Polresta Depok Musnahkan Ribuan Botol Miras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com