Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Duga Menhan Tak Menangkap Tujuan Pembongkaran Makam Korban 1965

Kompas.com - 20/05/2016, 13:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan tidak mempersoalkan pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang menolak pembongkaran makam diduga korban peristiwa 1965. 

Luhut yakin Ryamizard telah salah paham sehingga memberi pernyataan demikian. 

"Mungkin Menhan enggak menangkap maksud saya," ujar Luhut di acara coffe morning di kantornya, Jakarta, Jumat (20/5/2016). 

Luhut menjelaskan kembali bahwa pembongkaran makam itu adalah salah satu upaya pemerintah untuk menyelesaikan kasus hak asasi manusia (HAM) berat pada masa lalu, salah satunya peristiwa 1965. 

Banyak rumor soal korban dalam peristiwa itu. Informasi yang paling mengganggu pemerintah ialah bahwa jumlah korban peristiwa tersebut mencapai 400.000 orang di seluruh Indonesia.

KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Menteri Pertahanan Ryamizard Ryaducu di Kantor Kemenhan, Jumat (12/2/2016)
Pembongkaran makam itu diharapkan mampu mengklarifikasi jumlah korban. Selain memastikan jumlahnya, pemerintah ingin memastikan apakah semua jenazah yang ada di makam-makam itu betul-betul korban dari peristiwa 1965 atau bukan. 

(Baca: Pemerintah Bentuk Tim untuk Verifikasi Data Kuburan Massal Korban 1965)

"Kami harus cari datanya betul-betul. Jangan sampai Indonesia ini dibilang negara holocaust oleh bangsa lain. Makanya, makam itu dibongkar," ujar Luhut. 

Jika dengan alasan demikian Ryamizard tetap menolak, Luhut tidak mempersoalkannya. Sebab, hal ini sudah resmi kebijakan pemerintah.

(Baca: Pembongkaran Kuburan Massal Korban 1965 Akan Libatkan TNI AD)

Luhut hanya menilai, berarti Ryamizard setuju soal rumor jumlah korban mencapai 400.000 orang.

"Ya, kalau masih enggak setuju juga berarti dia (Ryamizard) itu setuju sama angka 400.000 itu," ujar Luhut.

Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965 sebelumnya menyerahkan data mengenai jumlah kuburan massal korban tragedi 1965 ke Luhut.

Data yang diserahkan tersebut berisi informasi mengenai lokasi 122 kuburan massal yang terdapat di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Menurut YPKP, jumlah tersebut hanya 10 persen dari keseluruhan data yang dimiliki oleh YPKP 65.

Menhan sebelumnya mengaku tak mendukung rencana pembongkaran kuburan massal korban peristiwa 1965. Ia mengkhawatirkan, jika dilakukan, hal tersebut justru menimbulkan konflik baru.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com