Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi Sebut Lima WN China yang Ditangkap di Halim Salah Gunakan Izin Tinggal

Kompas.com - 09/05/2016, 23:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Imigrasi Republik Indonesia Ronny Sompie mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sementara kelima warga negara China yang ditangkap personel TNI AU di Halim bisa dijerat penyalahgunaan izin tinggal.

Sebab, lima orang itu hanya mengantungi visa wisata dan tak memiliki izin tinggal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Saat ini Direktorat Jenderal Imigrasi masih menyelidiki lima orang yang ditangkap karena melakukan pengeboran di kawasan milik TNI AU itu beberapa waktu lalu.

Ronny mengatakan, tak ada langkah-langkah politik terkait penyidikan aktivitas lima orang ini.

"Kemenaker sendiri menjelaskan izinnya ilegal jadi kami harus tindaklanjuti," kata dia saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di Jakarta, Senin (9/5/2016).

Saat ditanya soal lima orang itu menggunakan seragam militer China, Ronny mengaku belum mendapat informasi yang signifikan. Namun yang pasti, sesuatu yang berkaitan dengan kedaulatan negara dan memiliki potensi berbahaya harus diproses.

"Kami fokus ke keimigrasian, soal baju masih kami dalami. Saya belum cek jawaban mereka kenapa mereka pakai seragam militer, pasti sudah ditanyakan di awal, oleh yang menangkap mereka ," kata dia.

Melalui rilis yang diterbitkan oleh Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI, pihaknya sudah memiliki cukup bukti untuk menetapkan lima warga China sebagai tersangka.

Lima orang atas nama XW (41), ZH (47), CQ (48), WJ (28), dan GL (30) diduga kuat melakukan penyalahgunaan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pemberian izin tinggal.

Menurut Kepala Bagian Humas Dirjen Imigrasi Heru Santoso Ananta Yudha, dari hasil pemeriksaan XW tidak memiliki ITAS sebagai prasyarat bekerja di Indonesia. Dia hanya memiliki Visa Kunjungan Sosial Budaya.

Sedangkan empat orang lainnya sudah memiliki ITAS yang valid sampai September 2016 ini. Namun, perusahaan yang menjadi sponsor bermasalah.

"Perusahannya (sponsor) dikontak enggak pernah nyambung. Dicari belum ketemu. Yang punya ITAS juga antara pekerjaan yang tertera dengan pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai. Level manager misalnya, tapi mengerjakan pekerjaan kasar," kata Heru.

Kendati begitu, kelima orang ini belum resmi ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, Dirjen Imigrasi masih mengumpulkan sejumlah bukti lain untuk melengkapi bukti permulaan ini. Bisa jadi kelima WN China ini hanya korban dari perusahaan sponsor yang menipu.

"Sampai saat ini upaya penyidikan terhadap lima warga negara China oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Imigrasi masih berlangsung. Tim penyidik juga sudah dibagi. Ada yang memeriksa sponsor, pekerjaan, dan lain-lain," ucapnya.

Saat ini, kelima orang yang sebelumnya diamankan di Imigrasi Jakarta Timur itu telah dipindahkan ke Kantor Imigrasi RI untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tak menutup kemungkinan, pihaknya pun akan meminta keterangan KCIC, yang sebelumnya diduga mempekerjakan mereka.

"Kemungkinan selalu ada. Yang kira-kira berhubungan bisa kami mintai keterangannya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com