Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Nasdem dan Hanura yang Tolak Syarat Calon Independen Diperberat

Kompas.com - 15/04/2016, 19:07 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas fraksi di Komisi II DPR RI mengusulkan agar syarat calon perseorangan untuk mendaftar sebagai kepala daerah disesuaikan dengan syarat bagi calon yang diusung partai politik.

Hal tersebut diketahui dalam rapat Komisi II DPR dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Dalam draf undang-undang yang diusulkan pemerintah, syarat pengusungan calon perseorangan atau pun parpol tidak berubah dari sebelumnya.

Calon perseorangan harus mengumpulkan KTP antara 6,5 persen hingga 10 persen dari jumlah DPT dalam pilkada sebelumnya.

Sementara calon yang diusung parpol harus memperoleh 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara sah pemilu DPRD.

Namun sebagian fraksi menganggap syarat tersebut tidak adil bagi parpol. Perwakilan Fraksi PDI-P Arif Wibowo meminta syarat untuk calon perseorangan dinaikkan, atau sebaliknya syarat untuk parpol diturunkan.

"Syarat bagi calon perseorangan perlu pertimbangkan setidaknya untuk disesuaikan secara proporsional dengan perolehan kursi DPRD," kata Arif.

Perwakilan Fraksi Gerindra Sareh Wiryono menyampaikan hal serupa.

Dia menilai putusan MK yang mengubah syarat KTP dari semula berdasarkan jumlah penduduk menjadi berdasarkan jumlah DPT memang memberi ruang yang sangat besar untuk seseorang mencalonkan diri di jalur perorangan.

"Tapi penguatan parpol harusnya lebih dikedepankan dalam pencalonan kepala daerah," ujar Sareh.

Perwakilan dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan juga menginginkan adanya penyesuaian antara syarat bagi calon perseorangan dan calon yang diusung parpol.

Hanya Fraksi Nasdem yang tegas menolak rencana untuk menyesuaikan syarat bagi calon perseorangan dan calon yang diusung parpol.

Menurut Nasdem, syarat bagi calon perseorangan dan calon yang diusung parpol tak bisa disamakan.

"Persyaratan untuk calon bagi Fraksi Nasdem sudah sesuai. Karena calon perseorangan berbeda dengan yang diusung parpol," kata perwakilan Fraksi Partai Nasdem, Tamanuri.

Sedangkan Fraksi Hanura tak hadir dalam rapat itu. Hanura hanya menyerahkan pandangan fraksi secara tertulis.

Namun, sebelumnya Sekretaris Fraksi Hanura Dadang Rusdiana juga menyatakan bahwa pihaknya menolak syarat bagi calon independen diperberat dan disamaratakan dengan calon dari parpol.

Kompas TV Parpol Dukung Independen (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com