Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Sulit Penuhi Tuntutan Sembilan "Kartini" yang Mengecor Kaki di Depan Istana

Kompas.com - 13/04/2016, 16:26 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Istana mengakui sulit memenuhi tuntutan sembilan petani perempuan yang mengecor kakinya di depan Istana Merdeka.

"Opsi dari mereka enggak mudah bagi kami untuk memutuskan," ujar Kepala Staf Presiden Teten Masduki di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (13/4/2016).

 

Teten beralasan, investasi pabrik semen tersebut telah berlangsung lama dan pembangunannya pun telah berjalan. Tidak mungkin menghentikan pembangunan di tengah jalan.

Meski demikian, Teten tetap akan melaporkan tuntutan itu kepada Presiden Joko Widodo.Seiring itu, Teten berharap para petani punya tuntutan alternatif yang mungkin dipenuhi oleh pemerintah tentang keberadaan pabrik semen.

(Baca: Tiba-tiba Pabrik Dibangun, Para Petani Merasa Dirugikan Pemda dan Indocement)

"Jika ada opsi lain, mungkin akan jauh lebih mudah bagi pemerintah untuk menyelesaikannya. Tapi kalau mereka hanya menolak pembangunan, ya susah," ujar Teten.

Teten mengaku pemerintah bisa saja membantu apabila ada tawaran opsi lain seperti kompensasi berupa peningkatan akses mereka terhadap modal dan sebagainya.

Sebelumnya, sembilan petani perempuan yang kerap disebut Kartini Pegunungan Kendeng, mengecor kaki mereka di seberang Istana Negara pada Selasa (12/4/2016). Hal ini merupakan bentuk protes petani terhadap pendirian pabrik semen PT. Semen Indonesia.

(Baca: Tolak Pabrik Semen, 9 Kartini Pegunungan Kendeng Mengecor Kaki di Depan Istana)

Sembilan Kartini Pegunungan Kendeng tersebut merupakan para petani sepanjang pegunungan Kendeng yaitu Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan, Jawa Tengah.

Melalui aksi ini, para petani berharap pabrik semen tidak jadi dibangun di Jawa Tengah. Keinginan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, Pabrik semen akan berdampak pada kondisi lingkungan sekitar.

Menurut Deni, sudah banyak sumber mata air yang mati di Grobogan.

"Kalau alam sudah rusak, bagaimana anak cucu kita nantI," kata Deni.

Kompas TV Petani Protes Pembangunan Pabrik Semen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com