JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, informasi terbaru yang dia terima, 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf dalam keadaan baik.
Ia mengatakan, ada tiga opsi yang bisa digunakan untuk menyelamatkan mereka. Opsi tersebut adalah upaya diplomasi, negosiasi dan operasi militer.
Namun, Ryamizard menilai, opsi negosiasi adalah yang paling tepat. (baca: Kelompok Abu Sayyaf Dinilai Ingin Sampaikan Pesan Lemahnya Filipina)
"Operasi militer itu enggak ada yang enggak ada korban. Kalau korbannya yang rampok, enggak masalah. Tapi kalau WNI kita? Kita akan menyalahkan Filipina juga," ujar Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2106).
"Yang paling tepat adalah nego," imbuhnya.
Meski begitu, Ryamizard menambahkan, yang akan melakukan negosiasi bukan lah pemerintah, melainkan pihak perusahaan. (baca: Ali Fauzi: Kelompok Abu Sayyaf Biasa Tahan Sandera Lebih dari 6 Bulan)
"Karena kalau pemerintah enggak boleh," kata dia.
Hingga hari ini, sudah hampir tiga pekan kelompok Abu Sayyaf menyandera 10 WNI. Sepuluh WNI itu merupakan awak kapal tunda Brahma 12 yang dibajak.
Kelompok Abu Sayyaf meminta uang sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar sebagai tebusan kepada pemilik kapal.