Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kebakaran Hutan, Zumi Zola Ingin Tiap Kecamatannya Ada Ekskavator

Kompas.com - 08/04/2016, 15:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubenur Jambi Zumi Zola ingin 138 kecamatan di wilayahnya agar ditempatkan masing-masing satu ekskavator untuk dimanfaatkan jika masyarakat ingin melaksanakan pembersihan lahan (land clearing).

"Dengan begitu, masyarakat yang melakukan land clearing tidak dengan cara pembakaran lahan," ujar Zola di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/4/2016).

Zola mengatakan, rencana itu dimunculkan setelah ia menerbitkan larangan masyarakat atau perusahaan, agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

Kebijakan itu kemudian diprotes masyarakat lantaran biaya penyewaan alat berat yang mahal.

"Jadi inilah solusinya. Jangan kita larang tapi enggak ada solusi. Mereka mau land clearing pakai apa kalau begitu? Sementara mereka juga membutuhkan lahan," ujar dia.

Selain mencegah meluasnya kebakaran hutan, pengadaan ekskavator itu juga dapat multifungsi, yakni untuk membantu evakuasi saat bencana, untuk membantu perkebunan rakyat dan lain-lain.

Sinergis dengan Dana Desa

Zola sudah mengkoordinasikan rencana itu dengan Kementerian Keuangan. Dia pun berharap agar rencana kebijakannya itu disinergiskan dengan dana desa.

Secara teknis, biaya pengadaan ekskavator berasal dari pemerintah provinsi Jambi. Sementara, biaya operasional dan perawatan ekskavator menggunakan dana desa.

"Belum ada ketentuannya memang. Tapi saya mohon itu dipertimbangkan agar masyarakat mandiri," ujar dia.

Kompas TV Sejumlah Titik Panas Alami Peningkatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com