Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca IP Pandjaitan XIII
Politikus

Politikus, sekretaris jenderal Partai Demokrat. Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan politik bagi anak bangsa dalam kolom yang diberi judul: NONANGNONANG. Dalam budaya Batak berarti cerita ringan dan bersahaja tetapi penting bercirikan kearifan lokal. Horas Indonesia.

Santun Berpolitik, Berpolitik Santun

Kompas.com - 05/04/2016, 08:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Media sosial kini menjadi keniscayaan dalam berdemokrasi. Dua minggu lalu Budiman Tanuredja,  pembawa  acara Satu Meja yang populer di Kompas TV membicarakannya, lalu Harian Kompas  (4/4) lewat penulisnya Antony Lee, juga membicarakan media sosial ini.

Benang merahnya, netizen sang warga siber ini menggunakannya sebagai papan selancar paling meriah menyampaikan pandangannya. Mem-bully, salah satu aktivitas paling gencar yang dikerjakan gotong royong. Tetapi, tak selamanya bergotongroyong, individual juga bisa.

Citizen jurnalism ala Kompasiana juga sarana bagi warga menulis kritik dengan caranya sendiri.

Tak boleh kuping tipis atas bully-an netizen, sebaliknya netizen tak boleh mencemooh sesukanya tanpa etika dan tanpa batas. Ada hukum yang akan mengadilinya, termasuk UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik).

Begitulah karakter media sosial, yang bermata dua. Bagi seorang ibu, pisau digunakan mempersiapkan makanan bagi keluarga tercinta. Bagi seorang pembunuh pisau digunakan untuk mencabut nyawa. Jadi sangat bergantung kepada orangnya. Saya pilih yang pertama; mulianya seorang ibu menyiapkan makanan untuk keluarga tercinta.

Kritik Berlebihan

Tak ada angin dan tak ada hujan, seorang tokoh yang lebih dikenal sebagai pengamat, langsung nyamber saja atas aktivitas politik SBY dan PD di Bogor seminggu penuh.

Ketika SBY mengajak berpolitik santun, ada saja yang langsung komentar sinis. Intinya, mengatakan kalau tak ingin di-bully atau dikritik berhenti jadi politisi dan bubarkan saja Partai Demokrat. "Waduh, kok galak amat", kata ku dalam hati merespons statementnya.

Kita tidak anti kritik, justru yang kita tak setuju kritiknya yang dibumbuhi  melebihi menu kritik itu, main hantam dengan kata bubarkan. Kesan yang bisa ditangkap publik adalah kata terakhir itu, bukan substansi kritik.

Mari berpolitik santun, itu saja. Dibutuhkan etika yang patut dimuka publik. Apalagi bila kita kerap tampil dan dikenal publik. Dan yang penting paham juga etika berkomunikasi di media.

Saya setuju kritik itu penting dan sebagai oksigen demokrasi. Kritik perlu untuk cermin instropeksi diri. Tetapi kritik yang tembak sana tembak sini, rasanya sudah bukan lagi tujuan dari kritik itu. Tapi, sudah mengarah ke pembusukan dan pembentukan opini negatif.

Tentu tak perlu membenci apalagi memusuhi pengkritik. Tetapi kita ingin menggugah sikap kritiknya  agar lebih pas dan lebih patut. Takarannya tepat dan sebaiknya tak  menyuburkan kebencian.

Sudah Biasa Dibully      

Soal diserang dan di"bully" selama 10 tahun sebagai Presiden SBY tetap sabar, kuat dan tegar menghadapi "bully".

Selama 2,5 tahun Partai Demokrat juga dibully habis di media. Kami terima sebagai hikmah dan belajar dari kesalahan untuk bangkit. Nyatanya kami masih tetap bisa bertahan dan finish di peringkat empat pemilu legislatif 2014. "Terima kasih pengritik yang baik budi dan pemilih yang masih setia bersama kami".

Meski begitu, kritik agar SBY mundur dari Ketua Umum PD dan Partai Demokrat minta dibubarkan tentu menjadi pertanyaan; apa maksudnya? 

Mari berpolitik santun. Mari santun berpolitik.

#salamnonangnonang

@horasIndonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com