Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

31 Maret 1981, Pembajak Pesawat Woyla Ditaklukkan dalam 3 Menit

Kompas.com - 31/03/2016, 09:20 WIB
Bayu Galih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembajakan pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia oleh kelompok yang menamakan diri Komando Jihad terjadi pada 28 Maret 1981.

Namun, pesawat yang dikenal dengan sebutan Woyla itu baru berhasil dibebaskan pada 31 Maret 1981, pada hari ini tepat 35 tahun lalu.

Dilansir dari arsip Harian Kompas yang terbit 1 April 1981, operasi pembebasan dilakukan oleh pasukan Grup 1 Para Komando dari Komando Pasukan Sandi Yudha (Koppasandha, sekarang bernama Kopassus), Selasa (31/3/1981) dini hari sekitar pukul 02.30 waktu Bangkok/WIB.

Operasi pembebasan di bawah komando Kepala Pusat Intelijen Strategis yang saat itu dijabat Letjen LB Moerdani. Adapun Letkol Infanteri Sintong Panjaitan menjadi pemimpin operasi di lapangan.

Pesawat Woyla berada di Bandara Don Mueang, Bangkok, sejak dibajak. Setelah mendapat persetujuan Pemerintah Thailand, maka operasi pembebasan pun mulai bergerak.

Sejumlah sumber menyebut bahwa pasukan komando Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menangani pembajakan pesawat. Apalagi, pembajakan Woyla merupakan peristiwa terorisme pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Namun, operasi pembebasan yang dirancang sejak 28 Mei 1981 itu berlangsung sukses. Setelah mempelajari bagian pesawat DC 9 dan posisi pembajak, pasukan komando berhasil membebaskan pesawat berisi 48 penumpang dan 5 awak pesawat dalam waktu singkat.

Pasukan komando hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk melumpuhkan 5 teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein.

Dengan demikian, drama pembajakan pesawat Woyla sejak 28 Maret 1981 itu pun berakhir. (Baca: 28 Maret 1981, Pesawat Woyla Garuda Indonesia Dibajak)

Harian Kompas mengutip keterangan resmi pemerintah yang menyebut seluruh penumpang selamat dan seluruh teroris tewas dalam serangan itu.

Namun, kemudian diketahui bahwa Imran bin Muhammad Zein ditangkap. Imran kemudian dihukum mati pada 28 Maret 1983.

Keterangan resmi pemerintah juga menyebut pilot dan seorang pasukan komando luka-luka.

Beberapa hari setelah keterangan pemerintah itu diumumkan, pilot Kapten Herman Rante dan anggota Koppasandha bernama Achmad Kirang menjadi korban tewas dalam operasi pembebasan.

Keduanya menderita luka tembak, dan gagal diselamatkan meski sudah dibawa ke rumah sakit.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Nasional
World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

Nasional
Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Nasional
MKMK Sudah Terima Laporan Pelanggaran Etik Anwar Usman

MKMK Sudah Terima Laporan Pelanggaran Etik Anwar Usman

Nasional
Anak SYL Minta Pejabat Kementan Biayai Renovasi Kamar Rp 200 Juta

Anak SYL Minta Pejabat Kementan Biayai Renovasi Kamar Rp 200 Juta

Nasional
Agus Rahardjo Sebut Penyidik KPK Tunduk ke Atasan di Kejaksaan, Kejagung: Jangan Asal 'Statement'

Agus Rahardjo Sebut Penyidik KPK Tunduk ke Atasan di Kejaksaan, Kejagung: Jangan Asal "Statement"

Nasional
Stafsus SYL Disebut Minta Kementan Danai Pengadaan Paket Sembako Senilai Rp 1,9 Miliar

Stafsus SYL Disebut Minta Kementan Danai Pengadaan Paket Sembako Senilai Rp 1,9 Miliar

Nasional
KNKT Investigasi Penyebab Rem Blong Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

KNKT Investigasi Penyebab Rem Blong Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com