Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Eksponen Parmusi Cabut Dukungan ke Djan Faridz

Kompas.com - 22/03/2016, 19:31 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah eksponen Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) mencabut dukungan terhadap pengurus Partai Persatuan Pembangunan di bawah kepemimpinan Djan Faridz.

Hal itu dilakukan Parmusi menyusul adanya pernyataan sejumlah pengurus PPP hasil Muktamar Jakarta yang menyatakan jika Parmusi bukanlah bagian dari pendiri PPP.

Salah seorang anggota eksponen PP Parmusi, Syafrudin Anhar menjelaskan, PPP terbentuk atas hasil fusi dari empat parpol yaitu NU, Parmusi, PSI dan Perti.

Sebelum berubah nama sebagai persaudaraan pada tahun 1999, Parmusi awalnya merupakan sebuah partai yang didirikan pada 1968.

"Ketika DPP PPP dibawah Kepemimpinan Djan Faridz, melakukan penegasian dan pengingkaran sejarah, maka lambat laun, secara perlahan PPP di bawah kepemimpinan Djan Faridz akan kehilangan sebahagian ruh," kata Syafrudin saat menyampaikan keterangan di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Ketua DPP PPP hasil Muktamar Jakarta itu mengatakan, selama ini Parmusi terus berupaya mewujudkan islah di tengah konflik partai berlambang Kabah itu.

Konflik yang terjadi sejak 2014 lalu telah menimbulkan dualisme kepemimpinan di tubuh PPP.

Syafrudin beranggapan, tidak diakuinya Parmusi oleh sejumlah pengurus PPP hasil Muktamar Jakarta merupakan langkah keliru.

Sikap tersebut menunjukkan jika kubu Djan Faridz ingin mengurangi salah satu kekuatan akar PPP.

"Oleh karena itu, kami tidak ingin ikut dan bersama orang orang yang akan memusnahkan PPP dipentas perpolitikan Indonesia," kata dia.

Ia mengklaim, bahwa langkah pencabutan dukungan ini telah mendapat lampu hijau dari Ketua Umum PP Parmusi, Usamah Hisyam.

Ia pun optimistis jika langkah itu juga akan diikuti oleh seluruh anggota Parmusi di daerah yang mendukung Djan Faridz.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan konsolidasi ke daerah untuk menggalang dukungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com