Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Asing Serbu Indonesia, Pemerintah Diminta Lakukan Antisipasi

Kompas.com - 01/03/2016, 16:33 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, adanya lonjakan signifikan terhadap jumlah pekerja asing paruh waktu yang masuk ke Indonesia pada awal tahun 2016.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menuturkan, perlu adanya terobosan-terobosan baru yang dilakukan pemerintah untuk menaikkan kualitas para pekerja Indonesia.

"Jika tidak, para pekerja kita akan menjadi penonton di rumah sendiri," ujar Saleh melalui keterangan tertulisnya, Selasa (1/3/2016).

Ia menambahkan, lonjakan angka pekerja asing itu adalah awal dari dampak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana tenaga-tenaga kerja Indonesia mulai kalah bersaing dengan tenaga asing.

Di saat pemerintah gagal menambah jumlah lapangan kerja secara signifikan, lanjut dia, fenomena kehadiran para pekerja asing ini harus betul-betul menjadi perhatian khusus. 

"Ini bisa berdampak tidak baik dalam kehidupan sosial. Semakin banyak WNA yang bekerja di Indonesia, semakin banyak pengangguran di tanah air," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Saleh berpendapat, ada beberapa kementerian lembaga yang terkait langsung dengan masalah ini.

Di antaranya Kementerian Tenaga Kerja, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, dan lainnya.

Kementerian-kementerian tersebut, kata Saleh, sudah semestinya melakukan koordinasi dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Menurutnya, dengan potensi tenaga kerja dalam negeri yang begitu besar, seharusnya Indonesia tak kalah bersaing dengan negara luar.

"Pada titik inilah, peran pemerintah dituntut untuk berbuat dalam memproteksi tenaga-tenaga kerja Indonesia," tuturnya.

BPS melaporkan, ada 37.991 kunjungan warga negara asing (WNA) ke Indonesia untuk waktu singkat atau kurang dari setahun.

Dari angka tersebut, WNA yang berkunjung tidak untuk bekerja tercatat dalam 12.754 kunjungan, dan yang bekerja paruh waktu tercatat dalam 25.238 kunjungan. Pada bulan sebelumnya, jumlah WNA yang berkunjung untuk bekerja paruh waktu tercatat dalam 14.550 kunjungan.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, pemerintah harus mencermati kunjungan WNA untuk bekerja paruh waktu.

"Dibandingkan dengan Desember 2015 atau sebulan sebelumnya, WNA yang berkunjung untuk bekerja paruh waktu jumlahnya melonjak 73,46 persen," kata Suryamin dalam paparannya di Jakarta.

Adapun WNA yang berkunjung tidak untuk bekerja meliputi wisatawan mancanegara, orang yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan, pendakwah atau rohaniwan, serta peneliti.

"Yang bekerja paruh waktu, jika dibandingkan tahun lalu, naiknya tajam sampai 69,3 persen. Ini dalam rangka MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), pemerintah harus mengantisipasi," kata Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com