Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Membenahi Jalur Penerbangan

Kompas.com - 25/02/2016, 13:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Dalam diskusi ATS (Air Traffic Services) dengan Aviation Community pada Februari 2016, disimpulkan antara lain perlunya rute review dengan konsep jalur parallel serta membuka jalur rute penerbangan di Selatan Jawa.

Kesimpulan ini menjadi menarik, karena pasti akan muncul pertanyaan apa sebenarnya yang akan dituju dengan ide membuka jalur penerbangan di selatan pulau Jawa.  

Bagi para pebisnis di bidang angkutan udara dan pihak yang selama ini hanya mengejar laju pertumbuhan penumpang belaka, maka dengan mudah terjawab bahwa upaya membuka rute penerbangan di selatan pulau Jawa tersebut adalah semata mengejar “fuel efficiency” (penghematan bahan bakar).  

Penghematan bahan bakar akan meningkatkan keuntungan dan diharapkan pertumbuhan akan lebih meningkat lagi. 

Inilah sekedar contoh dari langkah-langkah yang selama ini dikerjakan dalam manajemen penyelenggaraan penerbangan komersial di negeri ini.  

Langkah yang merupakan solusi tambal sulam dan tidak menyentuh sama sekali akar permasalahan yang tengah dihadapi.  

Langkah yang bahkan berpotensi memunculkan permasalahan baru lainnya yang akan muncul mengikuti dari irama langkah yang tidak tepat sasaran tersebut.

Sekedar catatan sederhana saja, bahwa pemborosan bahan bakar yang terjadi selama ini dalam penerbangan domestik adalah sebagai akibat dari fasilitas Bandar udara di darat  yang tidak mampu memberikan pelayanan standar bagi pesawat untuk Take Off dan Landing. 

Pengalaman penumpang selama ini yang mengeluh tentang bagaimana delay begitu sering terjadi merupakan salah satu saja bukti dari masalah ini.

Di Cengkareng,  Halim, Yogyakarta, Bandung dan beberapa Bandara lainnya, pesawat terbang memerlukan waktu 30 hingga 40 menit saat akan berangkat dan juga saat kedatangan. 

Menunggu atau holding saat akan take off dan saat akan landing, bahkan lebih panjang dari 40 menit pada saat jam sibuk.  Antrian pesawat terbang untuk landing dan take off, sebenarnya sudah cukup serius dalam konteks keselamatan penerbangan.  

Pembicaraan tentang keluhan ini, tidak hanya berkembang di lingkungan penumpang, namun sudah menjadi top-issue di kalangan para pilot setiap hari. 

Sekali lagi, dalam hal ini bila berbicara tentang penghematan bahan bakar, maka masalahnya adalah fasilitas Bandara di darat yang merupakan sebab utama dari terjadinya delay dan pemborosan waktu sejak pesawat siap untuk take off dan landing.  

Antrian panjang itu semata mata karena Bandara yang memang sudah kewalahan menampung pertumbuhan penumpang yang sangat pesat.  

Lanud Halim yang kini telah ramai dengan penerbangan komersial adakalanya antrian untuk landing mencapai waktu hingga 1 jam, yang bahkan lebih lama dibanding daripada waktu yang dibutuhkan untuk terbang dari Jogja atau Semarang ke Jakarta ! 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com