Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Rencana Teroris Racuni Polisi Seharusnya Tak Perlu Bocor ke Publik

Kompas.com - 17/02/2016, 17:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat teroris dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, menyayangkan publikasi laporan intelijen soal rencana serangan ke polisi menggunakan racun.

"Seharusnya tak perlu bocor ke publik. Dalam strategi komunikasi, ini kontra-produktif. Ini malah membesarkan kelompok teror ini yang belum tentu sehebat itu," ujar Harits ketika dihubungi, Rabu (17/2/2016).

Sebaiknya, menurut dia, Polri cukup meningkatkan kewaspadaan di sisi internal saja, tidak perlu gembar-gembor di depan publik. (Baca: Terinspirasi Sianida di Kopi Mirna, Teroris Rencanakan Racuni Polisi)

Terlebih lagi, Harits meyakini, laporan intelijen itu belum matang atau dengan akurasi yang terverifikasi. Sebab, bisa saja hal itu berasal dari obrolan spontan oleh kelompok-kelompok teror yang disusupi oleh intelijen.

"Pendukung-pendukung ISIS ini kan punya Telegram, WA, punya grup-grup yang di dalam ada obrolan spontanitas. Misalnya, memakai sianida seperti kasusnya Mirna. Saya yakin ada intelijen yang menyusup dan menjadikan itu dasar," ujar Harits.

Ia menambahkan, laporan intelijen yang bocor kepada publik itu bisa menimbulkan kekhawatiran berlebihan di masyarakat. (Baca: Kapolda Metro Jaya: Modus Teroris Gunakan Racun Pernah Dilakukan)

Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti sebelumnya menyatakan, di Indonesia, ancaman senjata kimia semakin meningkat.

Laporan intelijen menyatakan demikian. Namun, ancaman itu hanya ditujukan kepada polisi. (Baca: Waspadai Teror Racun, Kapolri Ingatkan Polisi Hati-hati Jajan di Warung)

Oleh sebab itu, dia menginstruksikan jajarannya untuk waspada jika sedang makan dan minum atau waspada terhadap orang tak dikenal yang memberikan sesuatu.

"Ancaman terhadap Polri saat ini bukan hanya dengan bom atau senjata, melainkan juga dengan racun itu," ujar Badrodin, Senin (15/2/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com