Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKPP Pecat Ketua dan 2 Anggota Panwaslu Manado

Kompas.com - 26/01/2016, 18:52 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memecat Ketua Panwaslu Kota Manado Sjane F Walangeri dan anggota Panwaslu Manado Stanley Walandouw serta Roy Jusuf Laya.

Ketiganya terbukti melanggar kode etik penyelenggara pemilu.

"Teradu dinilai dapat merusak kredibilitas Panwaslu, sehingga DKPP menjatuhkan sanksi pemecatan tetap kepada teradu," ujar Majelis Hakim DKPP yang dipimpin Ketua Jimly Asshiddiqie di Gedung DKPP, Jakarta, Selasa (26/1/2016).

DKPP menilai ketiganya mengabaikan petunjuk Bawaslu selaku atasan Panwaslu.

Teradu dinilai tidak mematuhi rekomendasi yang diberikan Bawaslu terkait status hukum salah satu calon Wali Kota Manado, Jimy Rimba Rogi.

Jimy saat pendaftaran calon kepala daerah ternyata masih berstatus sebagai narapidana bebas bersyarat.

Sesuai aturan Komisi Pemilihan Umum, narapidana bebas bersyarat tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi calon kepala daerah.

Sikap Panwaslu tersebut mengakibatkan KPU Kota Manado tidak cukup informasi dalam penetapan pencalonan Jimy.

Padahal, Panwaslu telah mendapat pengarahan langsung dari Bawaslu, yang intinya status bebas bersyarat tidak memenuhi syarat pencalonan.

Adapun, pelapor dalam persidangan ini adalah Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara Herwyn JH Malonda dan anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara Johnny A A Suak.

Seorang lainnya adalah Syamsurijal A J Musa, yang bekerja sebagai jurnalis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com