Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Senior Golkar Masih Sulit Satukan Aburizal dan Agung Laksono

Kompas.com - 23/01/2016, 07:51 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan tengah yang diambil Partai Golkar untuk menyelesaikan konflik internal tampaknya belum berjalan mulus. Campur tangan para tokoh senior partai belum mampu menyatukan dua kepentingan dari kubu Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono dan kubu Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie.

Mahkamah Partai Golkar (MPG) sebelumnya memerintahkan pembentukan tim transisi yang terdiri dari para tokoh senior, maupun kader dari kedua kubu.

Tim transisi kemudian menggelar rapat perdana, Jumat (22/1/2016) malam, di kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Anggota tim transisi, Akbar Tandjung, mengatakan, rapat ini akan membahas kerja tim, salah satunya rencana penyelenggaraan munas dalam waktu dekat.

Meski demikian, hingga rapat selesai digelar, tidak terlihat kehadiran Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie dan Theo L Sambuaga.

Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono hadir dalam rapat itu.

Ketidakhadiran Aburizal bukan sesuatu yang sulit diprediksi. Sejak awal, Aburizal menolak adanya pembentukan tim transisi oleh Mahkamah Partai yang dipimpin Muladi. Kubu Munas Bali menilai MPG di bawah kepemimpinan Muladi telah habis masa berlakunya pada 31 Desember 2015.

Aburizal dan pengurus Golkar hasil Munas Bali lainnya memilih untuk menggelar rapat pimpinan nasional pada 23-25 Januari 2016. Rapimnas dinilai lebih tepat dijadikan pintu masuk rekonsiliasi. Rapimnas yang digelar dibawah kepengurusan Partai Golkar hasil Munas Riau itu akan meminta pandangan DPD Golkar tingkat provinsi terkait perlu atau tidaknya Munas rekonsiliasi.

Jika disetujui oleh dua per tiga DPD tingkat I, maka munas rekonsiliasi akan dilaksanakan.

Di sisi lain, Agung Laksono telah mengimbau agar seluruh pimpinan daerah Partai Golkar mendukung tim transisi sebagai penyelenggara munas. Agung meminta seluruh DPD Golkar memercayakan tim transisi untuk membentuk panitia, menentukan organizing committee, steering committee, tempat, tanggal dan aturan yang menjamin munas terselenggara secara aspiratif, demokratis dan akuntabel.

"Sekali lagi mengimbau jajaran kami, agar kita bersatu padu, dilandasi semangat rekonsiliasi," kata Agung dalam konferensi pers di kediamannya, Jumat siang.

Tunggu rapimnas

Rapat perdana yang digelar tim transisi menghasilkan beberapa keputusan. Jusuf Kalla yang ditunjuk sebagai ketua tim mengatakan bahwa salah satu kesepakatanya, tim transisi akan menunggu keputusan rapimnas yang digelar DPP Golkar hasil Munas Bali.

"Kita harapkan sebagaimana yang tadi disetujui, rapimnas itu  mengarah kepada persatuan, dan persatuan itu baru bisa berjalan jika ada munas yang demokratis," kata Kalla.

Kalla belum bisa memastikan apakah ia akan menghadiri pembukaan rapimnas yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (23/1/2016) malam. Menurut dia, tim transisi yang berupaya merangkul semua pihak, pada prinsipnya ingin berada pada titik yang paling objektif.

Sementara itu, terkait jadwal munas, Kalla mengatakan, hal tersebut akan dipertimbangkan dalam waktu dekat. Sebab, tidak lama lagi partai politik akan menghadapi agenda penting, seperti pilkada serentak 2017 yang pendaftarannya akan dimulai pada pertengahan 2016.

"Jangan ulangi tahun lalu, di mana tidak ada waktu konsolidasi. Kita mengharapkan kemenangan 50 persen jika bersatu, mudah-mudahan," kata Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com