Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2016, 03:35 WIB

Oleh: Zuhairi Misrawi

JAKARTA, KOMPAS - Eksekusi mati Sheikh Nimr al-Nimr, tokoh utama Syiah di bagian timur Arab Saudi, berbuntut panjang. Warga Syiah di seantero dunia marah. Massa di Iran membakar kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan demo besar-besaran berlangsung di sejumlah negara, yakni di Iran, Irak, Pakistan, India, dan Lebanon.

Iran dan Arab Saudi pun memutus hubungan diplomatik. Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, mengutuk keras eksekusi mati itu karena keputusan Arab Saudi lebih berlatar belakang politik. Tidak ada alasan yang kuat menghukum mati seseorang yang mengkritik pemerintahannya. Karena itu, kata Khamenei, Arab Saudi akan mendapat balasan setimpal.

Meski demikian, Khamenei tak memberikan penjelasan yang jelas perihal balasan yang setimpal tersebut. Secara implisit, Khamenei memberikan sinyal bahwa hubungan dengan Arab Saudi akan makin memburuk di masa mendatang. Fakta di lapangan membuktikan, sikap Khameini bukan isapan jempol, bahkan diamini oleh mayoritas warga Iran yang sejak lama punya catatan khusus terhadap Arab Saudi.

Pasang-surut

Pasca Revolusi 1979, hubungan Iran-Arab Saudi terus memburuk. Perang Iran-Irak pada 1980-an merupakan fakta memburuknya hubungan kedua negara karena Arab Saudi menggelontorkan dana yang cukup besar untuk mendukung Irak.

Pada 1987, bentrokan saat musim haji di Mekkah yang menewaskan lebih kurang 275 warga Iran telah menyebabkan demonstrasi besar-besaran di Teheran. Mousa'ad al-Ghamdi, diplomat Arab Saudi, tewas dalam peristiwa itu. Pada 1988, Raja Fahd resmi memutus hubungan diplomatik dengan Iran.

Hubungan Iran-Arab Saudi sempat membaik pada masa kepemimpinan Presiden Khatami yang dikenal reformis. Pada 1999, Khatami melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi. Raja Fahd menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Khatami dalam pemilu presiden. Pada 2001, Iran dan Arab Saudi menandatangani pakta keamanan.

Namun, pasca Khatami, politik regional mengalami perubahan yang cukup signifikan. Jatuhnya Saddam Husein yang mengubah peta politik di Irak, program nuklir Iran, dan musim semi Arab telah memberi warna baru hubungan Iran-Arab Saudi.

Irak pasca invasi Amerika Serikat menuju ekuilibrium baru dengan naiknya penganut Syiah dalam panggung politik Negeri Seribu Satu Malam itu. Iran punya amunisi baru untuk membangun koalisi besar di Timur Tengah. Komunitas Syiah yang sebelumnya ditekan secara politik oleh Saddam Husein menemukan momentum untuk berperan aktif di ranah politik.

Bersamaan dengan itu, Iran semakin gencar memperkuat kekuatan militernya dan mengembangkan nuklir. Tak hanya Arab Saudi yang ketakutan, tetapi juga negara Barat, khususnya AS. Bahkan, AS harus memaksa Iran duduk dalam meja perundingan perihal pengembangan nuklir dengan imbalan mencabut embargo terhadap Iran. Bagaimanapun, Arab Saudi sangat tidak nyaman dengan kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara Barat, khususnya AS.

Musim semi Arab yang bergelayut di Tunisia dan merambah kawasan di Timur Tengah, seperti Mesir, Yaman, Bahrain, dan Suriah, semakin memperkeruh hubungan Iran-Arab Saudi. Yaman, Bahrain, dan Suriah merupakan tiga negara yang bersentuhan langsung secara politik dengan Arab Saudi dan Iran.

Yaman dan Bahrain adalah dua negara yang berbatasan langsung dan mitra strategis Arab Saudi. Sementara penganut Syiah cukup besar jumlahnya di dua negara tersebut. Bahkan, penganut Syiah di Bahrain merupakan kelompok mayoritas. Meskipun mayoritas penganut Syiah di Yaman bermazhab Zaydiyah, mereka mempunyai hubungan dekat dengan Iran yang bermazhab Jakfariyah.

Sebaliknya, Suriah merupakan mitra strategis Iran, tetapi penduduknya mayoritas Sunni. Hubungan Iran dan Suriah sebenarnya bukan dilandaskan pada sesama Syiah karena umumnya warga Syiah Suriah menganut mazhab Alawiyah.

Faktanya, Iran dan Arab Saudi terlibat dalam perang proksi. Kedua negara tak berperang secara langsung, tetapi menggunakan pihak lain. Semua tahu Arab Saudi menyokong penuh rezim Bahrain dan Yaman, sedangkan Iran menyokong pihak oposisi di Bahrain dan Yaman. Iran juga mendukung penuh rezim Suriah, sedangkan Arab Saudi mensponsori pihak oposisi di Suriah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com