Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Partai Diminta Dorong Setya Novanto Mundur

Kompas.com - 11/12/2015, 13:02 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti berharap agar para pimpinan partai politik segera mengambil langkah tegas untuk mendorong dan mendukung desakan publik agar Ketua DPR RI Setya Novanto mundur dari jabatannya.

"Kita tahu persis bahwa para anggota DPR, terutama mereka yang jadi anggota MKD, akan tunduk sepenuhnya pada ketua partai," kata Mu'ti di Kantor PGI Jalan Salemba Raya, Jakarta, Jumat (11/12/2015).

"Jangan sampai ada upaya dari ketua partai untuk melindungi orang-orang tertentu apalagi mereka yang sudah jelas melanggar etika dan perilakunya tidak lagi mencerminkan sebagai anggota Dewan yang terhormat," kata dia.

Mu'ti menilai bahwa selama ini tidak satu pun ketua partai angkat bicara untuk mendorong Wakil Ketua Umum Golkar itu mundur dari jabatan Ketua DPR.

Menurut Mu'ti, jangan sampai hukuman publik terhadap Novanto menjadi hukuman bagi partai politik yang mendukungnya.

"Karena tidak seluruh wakil rakyat dari Golkar perilakunya sama seperti Setya Novanto," kata Mu'ti.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Imam Pituduh mengatakan, kasus Setya Novanto telah mencoreng nama baik DPR sebagai institusi terhormat dan membuat rakyat geram.

Imam berharap agar kasus ini segera selesai sehingga rakyat tidak sampai bergerak dengan caranya masing-masing untuk mendesak Novanto mundur dari jabatannya.

"Saya mendukung Setya Novanto untuk memilih jalan terbaik. Kalau perlu mundur, mundur saja. Ini lebih baik daripada mempertontonkan pertarungan teatrikal di DPR," ucap Imam.

Novanto diadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dengan tudingan mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden terkait negosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia.

MKD sudah menggelar tiga sidang atas dugaan pelanggaran etik oleh Novanto. Dalam sidang ketiga, Novanto sebagai teradu membantah tudingan tersebut. Ia juga menyebut rekaman pembicaraan antara dirinya, pengusaha minyak Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dilakukan secara ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com