"Jadi bedakan lobi dalam sistem politik dan kunjungan Presiden. Jadi, di Amerika, itu (jasa konsultan) sudah biasa dan dibutuhkan untuk masalah perdagangan, iklim, dan lain-lain," ujar Luhut, di kantor Menko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2015).
Menurut Luhut, para pebisnis memanfaatkan kunjungan Presiden untuk melakukan kegiatan usahanya. (Baca: Michael Buehler Buka Suara soal Kontroversi Pelobi pada Kunjungan Jokowi ke AS )
Pihak pemerintah setuju, karena bagaimana pun, kegiatan para pengusaha akan berpengaruh terhadap pembukaan lapangan kerja, peningkatan produksi, dan perekonomian masyarakat secara umum.
Kemudian, anggaran untuk menyewa para konsultan juga berasal dari para pebisnis yang terlibat. Para pebisnis biasanya menggunakan dana promosi untuk membiayai perjalanan dan biaya konsultan.
Selain itu, di Amerika memang terdapat broker atau jasa konsultan yang membantu para pengusaha dan senator yang ngin penjelasan lebih dalam tentang Indonesia dan sistem politik yang ada di dalamnya.
Menurut Luhut, hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan jasa konsultan. (Baca: Menlu: Presiden Obama yang Undang Presiden Jokowi Untuk ke Gedung Putih )
"Jangan salah, semua negara punya broker ke AS, kecuali Myanmar dan Indonesia. Jepang, Singapura, Malaysia sampai Cina pun punya. Kalau di Indonesia dilakukan oleh private sector, pemerintah akan mendorong, karena mereka juga punya kepentingan," kata Luhut.
Tak Terkait Jokowi-Obama
Lebih lanjut, Luhut mengingatkan bahwa pebisnis dan jasa konsultan yang disewa tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih, AS.
Luhut mengatakan, pertemuan tersebut dilakukan atas undangan resmi Obama kepada Jokowi pada November 2014 lalu, saat dilangsungkan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasific (APEC) di Beijing.
Penyesuaian jadwal juga dilakukan secara intensif oleh kedua pemerintahan, tanpa ada campur tangan dari pihak ketiga. (Baca: Luhut: Tidak Pakai Konsultan, Jokowi Diundang Resmi Obama )