Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

556.945 Orang Kena ISPA Dampak Kabut Asap

Kompas.com - 06/11/2015, 12:23 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga saat ini, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap mencapai 556.945 jiwa. Tingkat pencemaran udara paling buruk saat ini terjadi di Palembang, Sumatera Selatan.

"Untuk ISPA, jumlah total penderita mencapai 556.945 jiwa, yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2015).

Rincian mereka yang terkena ISPA, yakni sebanyak 81.958 penderita di Riau. Jumlah tersebut terdiri dari 1.307 penderita pneumonia, dan 3.764 menderita asma. (baca: Kapolri Ungkap 50 Pelaku Pembakaran Siap Dibawa ke Persidangan)

Kemudian, di Jambi sebanyak 151.839 penderita, dan Sumatera Selatan sebanyak 115.484 penderita.

Sedangkan di Kalimantan Barat mencapai 46.672 jiwa, Kalimantan Tengah 62.963 jiwa, dan Kalimantan Selatan mencapai 98.029 penderita. (baca: Kabut Asap Menipis, Warga Ogan Ilir Mulai Bernapas Lega)

Selain itu, untuk kualitas udara, di Medan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) mencapai 61.32, atau termasuk kategori sedang.

Kemudian di Pekanbaru sebesar 12.83 atau termasuk dalam kategori baik.

Selanjutnya, di Jambi sebesar 103.06 dengan kategori sedang, dan Palembang sebesar 375.05, atau dalam kategori sangat tidak sehat.

Sementara di Pontianak, ISPU mencapai 8.79 atau dalam kategori baik dan Banjarbaru sebesar 39.79 dengan kategori baik.

Kemudian, di Palangkaraya sebesar 21.74, dengan kategori baik, dan Samarinda sebesar 46.78, dengan kategori baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com