Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PAN Instruksikan Kader Tak Bicara "Reshuffle"

Kompas.com - 04/11/2015, 10:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno meminta seluruh kader PAN tidak berkomentar mengenai wacana reshuffle atau perombakan kabinet jilid II di media massa.

"Sejak dua minggu yang lalu saya selaku Sekjen telah menginstruksikan segenap pengurus partai untuk tidak menanggapi dan memberikan komentar terkait masalah reshuffle, calon menteri dari PAN dan lain sebagainya," kata Eddy kepada Kompas.com, Rabu (4/11/2015).

Menurut Eddy, masalah reshuflle secara internal adalah sepenuhnya domain Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Sementara secara eksternal, keputusan tersebut berada di tangan Presiden Joko Widodo. (baca: Zulkifli Hasan: Reshuffle Hak Presiden, PAN Enggak Ada Urusan)

"Karenanya saya meminta pengurus DPP PAN untuk tidak mengomentari isu reshuffle ini, karena yang akan tersampaikan ke publik hanya sekedar spekulasi dan asumsi saja," ucap dia.

Selain itu, lanjut Eddy, masih banyak isu strategis dan signifikan yang layak disampaikan para kader PAN, khususnya yang duduk di DPR RI, ketimbang pembahasan reshuffle. (baca: Zulkifli Bantah Bicarakan "Reshuffle" dengan Jokowi di Istana)

Jika kemudian terdapat satu atau dua orang pengurus yang masih memberikan tanggapan terkait masalah ini, sejatinya tanggapan tersebut bukan pandangan resmi DPP PAN. Komentar itu dianggap Eddy merupakan pendapat atau interpertasi yang bersangkutan secara pribadi.

"Andaikata suatu ketika terjadi pembicaraan konkret terkait hal di atas, seyogyanya Ketua Umum, disusul Sekjen lah yang memiliki informasi dan pemahaman yang paling akurat, untuk kemudian kami sampaikan ke kalangan internal partai, sebelum disampaikan ke publik," ucap dia.

Sekretaris Fraksi PAN di DPR Yandri Susanto sebelumnya mengaku sudah mendapatkan informasi bahwa reshuffle kabinet jilid II akan dilakukan Jokowi pada pertengahan November 2015, atau setelah pemilihan kepala daerah serentak yang digelar pada 9 Desember 2015.

"Kalau reshuffle bisa jadi memang, ya pertengahan November atau selesai pilkada," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Namun, Yandri enggan menyebutkan darimana dia mendapat informasi tersebut. (baca: PAN: "Reshuffle" Jilid II Pertengahan November atau Setelah Pilkada)

Ia hanya memastikan bahwa PAN sebagai partai yang baru bergabung dengan pemerintah, siap menyediakan kader-kader terbaiknya untuk membantu kabinet kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com