Sesuai dengan rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, Star of Soekarno itu dibawa utusan Rachmawati, Teguh Santosa, yang juga merupakan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara.
Teguh berangkat menuju Pyongyang, Senin malam, dan diharapkan tiba di Pyongyang pada Selasa (6/10/2015) siang waktu setempat.
Selain menyerahkan Star of Soekarno kepada pihak Korea Utara, Teguh juga akan menghadiri peringatan HUT ke-70 Partai Pekerja Korea.
Upacara pemberian Star of Soekarno untuk empat tokoh dilakukan di Hotel Borobudur, Jakarta, hari Minggu (27/9/2015) lalu, bertepatan dengan HUT ke-35 YPS.
Dalam kesempatan itu, Kim Jong Un diwakili Charge d’Affaires Kedutaan Korea Utara, Ri Hyong Ju.
Selain Kim Jong Un, tiga tokoh lain yang mendapatkan Star of Soekarno adalah mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mantan Presiden Kuba Fidel Castro, dan mendiang mantan Presiden Republik Bolivar Venezuela Hugo Chavez.
Dari keempat penerima, hanya Mahathir Mohamad yang hadir menerima langsung Star of Soekarno.
Seperti Kim Jong Un, Star of Soekarno untuk Fidel Castro dan Hugo Chavez diterima duta besar kedua negara di Jakarta.
Penghargaan Star of Soekarno diberikan YPS kepada Kim Jong Un yang dinilai memiliki komitmen tinggi dalam menjaga perdamaian di Semenanjung Korea dan pada saat bersamaan berhasil mempertahankan kedaulatan bangsanya.
Kim Jong Un juga dinilai memiliki perhatian yang serius pada upaya menyejahterakan kehidupan rakyat Korea Utara.
Dalam keterangannya, Teguh mengatakan bahwa Star of Soekarno juga merupakan apresiasi YPS terhadap hubungan baik kedua negara yang telah dibina oleh Presiden Soekarno dan Presiden Kim Il Sung pada masa lalu.
"Bung Karno mengajarkan kita untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara, mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional, serta mengedepankan cara-cara damai dalam mempertahankan eksistensi negara," ujar Teguh.
Dalam upacara penyerahan Star of Soekarno, Mahathir Mohamad yang didaulat menyampaikan sambutan menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Soekarno.
"Pada masanya, Soekarno pertama kali memperkenalkan istilah imperialisme ekonomi saat kekuasaan dan penindasan dilakukan dengan cara-cara ekonomi. Dia memiliki banyak gagasan bukan hanya untuk Indonesia, melainkan juga untuk masyarakat dunia," ujar Mahathir. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.