Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan Star of Soekarno untuk Kim Jong Un Dikirim ke Korea Utara

Kompas.com - 05/10/2015, 16:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sepekan setelah upacara pemberian penghargaan Star of Soekarno, pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Rachmawati Soekarnoputri, mengirimkan anugerah itu kepada pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, di Pyongyang, Korea Utara.

Sesuai dengan rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, Star of Soekarno itu dibawa utusan Rachmawati, Teguh Santosa, yang juga merupakan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara.

Teguh berangkat menuju Pyongyang, Senin malam, dan diharapkan tiba di Pyongyang pada Selasa (6/10/2015) siang waktu setempat.

Selain menyerahkan Star of Soekarno kepada pihak Korea Utara, Teguh juga akan menghadiri peringatan HUT ke-70 Partai Pekerja Korea.

Upacara pemberian Star of Soekarno untuk empat tokoh dilakukan di Hotel Borobudur, Jakarta, hari Minggu (27/9/2015) lalu, bertepatan dengan HUT ke-35 YPS.

Dalam kesempatan itu, Kim Jong Un diwakili Charge d’Affaires Kedutaan Korea Utara, Ri Hyong Ju.

Selain Kim Jong Un, tiga tokoh lain yang mendapatkan Star of Soekarno adalah mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mantan Presiden Kuba Fidel Castro, dan mendiang mantan Presiden Republik Bolivar Venezuela Hugo Chavez.

Dari keempat penerima, hanya Mahathir Mohamad yang hadir menerima langsung Star of Soekarno.

Seperti Kim Jong Un, Star of Soekarno untuk Fidel Castro dan Hugo Chavez diterima duta besar kedua negara di Jakarta.

Penghargaan Star of Soekarno diberikan YPS kepada Kim Jong Un yang dinilai memiliki komitmen tinggi dalam menjaga perdamaian di Semenanjung Korea dan pada saat bersamaan berhasil mempertahankan kedaulatan bangsanya.

Kim Jong Un juga dinilai memiliki perhatian yang serius pada upaya menyejahterakan kehidupan rakyat Korea Utara.

Dalam keterangannya, Teguh mengatakan bahwa Star of Soekarno juga merupakan apresiasi YPS terhadap hubungan baik kedua negara yang telah dibina oleh Presiden Soekarno dan Presiden Kim Il Sung pada masa lalu.

"Bung Karno mengajarkan kita untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara, mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional, serta mengedepankan cara-cara damai dalam mempertahankan eksistensi negara," ujar Teguh.

Dalam upacara penyerahan Star of Soekarno, Mahathir Mohamad yang didaulat menyampaikan sambutan menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Soekarno.

"Pada masanya, Soekarno pertama kali memperkenalkan istilah imperialisme ekonomi saat kekuasaan dan penindasan dilakukan dengan cara-cara ekonomi. Dia memiliki banyak gagasan bukan hanya untuk Indonesia, melainkan juga untuk masyarakat dunia," ujar Mahathir. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com