Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuitan Burung dan Kesetiaan Adnan Buyung Menyuarakan Reformasi...

Kompas.com - 23/09/2015, 19:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cuitan burung terdengar jelas di rumah duka Adnan Buyung Nasution, Jalan Poncol Lestari, 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Seakan tidak memedulikan duka sedang melanda kediaman, burung-burung tersebut tak henti-hentinya bernyanyi.

Nyanyian burung-burung itu seiring dengan ratusan tamu yang datang silih berganti melawat salah satu penghuni rumah yang meninggal akibat sakit. Para tamu berdoa, berbincang tentang Buyung semasa hidup di sekitar rumah, diiringi nyanyiannya.

Ya, semasa hidupnya, Buyung memang penggemar suara burung. Hal itu diakui salah satu asisten rumah tangga bernama Anang. Di tengah kesibukannya mewarnai penegakan hukum di Indonesia, suara burung adalah obat stress sekaligus penenang bagi Buyung.

"Ada puluhan burung, mulai dari cucak rowo, murai batu, nuri, perkutut sampai burung parkit. Bapak memang sangat suka suara-suara alam seperti burung," ujar Anang saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (23/9/2015).

Anang ingat betul setiap pagi di masa sehatnya, Buyung selalu ikut memberikan makan burung-burung itu dengan jangkrik. Jika sampai rumah sore hari, Buyung juga tak lupa menengok burung-burungnya. Ia berdiri sambil menjentik-jentikkan jarinya memancing sang burung bernyanyi.

Anang tak tahu pasti sejak kapan majikannya itu senang mendengar suara burung. Namun, setahu dirinya, semenjak tinggal di rumah sebelum sekarang, Buyung sudah mengoleksi berbagai jenis burung.

Akibat kegemarannya itu, tidak jarang Anang 'kena getahnya'. Buyung beberapa kali sempat meminta Anang membeli burung berjenis tertentu yang jarang ada di pasar biasa.

"Terakhir itu dia minta burung kakaktua. Tapi akhirnya tidak jadi begitu mengetahui burung tersebut sudah masuk kategori dilindungi," ujar Anang.

Bahkan sampai Buyung jatuh sakit sehingga tak pernah lagi menengok atau memberikan makan dengan jangkrik, burung-burungnya tetap setia dan konsisten bernyanyi, sama seperti Buyung soal setia dan konsistensinya dalam menyuarakan reformasi.

Ya, Sejarawan Anhar Gonggong Nasution mengenal Buyung sebagai sosok aktivis yang setia dan konsisten dalam hal perjuangan reformasi dan penegakan hukum. Ia ingat betul saat Buyung teriak-teriak reformasi dan antikorupsi saat 1998 dan itu terus dijunjung tinggi hingga akhir hayatnya.

"Kesetiaan dia, integritas dia, tidak goyang. Itu yang saya lihat," kenang Anhar. (Baca juga: Cerita Saat Adnan Buyung Berorasi Tuntut Reformasi...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com