Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Publik Dukung PAN Gabung ke Pemerintah

Kompas.com - 08/09/2015, 15:49 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan penelitian terhadap 600 responden mengenai kebijakan Partai Amanat Nasional (PAN) yang bergabung dengan pemerintah. Dari penelitian tersebut, setidaknya ada beberapa alasan bagi publik untuk mendukung PAN dalam mengubah arah politik.

Peneliti LSI, Rully Akbar, mengatakan, alasan utama publik mendukung bergabungnya PAN ke pemerintah ialah karena publik merasa hal itu akan semakin memperkuat pemerintah dalam mengambil kebijakan dan menjamin terciptanya stabilitas politik. Hasil survei menunjukkan, sebanyak 64,41 persen responden sepakat dengan argumen tersebut.

"Partai pendukung pemerintah menjadi mayoritas di parlemen. Posisi pemerintah yang kuat saat ini dibutuhkan untuk perbaikan kondisi ekonomi," ujar Rully dalam pemaparan hasil survei di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (8/9/2015).

Selain itu, menurut Rully, publik menilai Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat tidak lagi relevan saat ini, di dalam krisis yang dialami Indonesia. Hasil survei LSI menunjukkan, 10,17 persen responden sepakat dengan alasan itu. Publik lebih berharap partai politik tidak lagi terpecah-pecah dalam kubu yang berbeda.

Partai politik diharapkan solid untuk bersama-sama pemerintah mengatasi pelemahan ekonomi. Berikutnya, publik menilai kebijakan PAN bergabung dengan pemerintah dapat menguntungkan keduanya. Bergabungnya PAN akan semakin memperkuat pemerintah. Namun, di sisi lain, kinerja pemerintahan yang baik akan berdampak positif pada citra PAN di mata publik. Sebanyak 15,25 persen responden berpendapat yang sama.

"Ketika kinerja pemerintah bagus, PAN akan disoroti karena ikut berperan bersama pemerintah," kata Rully.

LSI melakukan pengumpulan data penelitian pada 4-6 September 2015. Pengumpulan data menggunakan smart phone LSI, yang dilakukan terhadap 600 responden. Dalam penelitian ini, LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan mencapai lebih kurang 4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com