Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adriansyah Mengaku Minta Uang ke Bos MMS untuk Kongres PDI-P

Kompas.com - 30/07/2015, 16:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Bupati Tanah Laut, Adriansyah, mengaku meminta bantuan kepada Manajer Marketing PT Mitra Maju Sukses Andrew Hidayat, untuk menambah biaya kongres PDI Perjuangan di Bali, 9 April 2015 lalu.

Anggota DPR RI Fraksi PDI-P ini mengaku meminta uang sebesar 44.000 dollar Singapura dan Rp 57,36 juta kepada Andrew.

"Benar, Pak Hakim," ujar Adriansyah saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (30/7/2015).

Adriansyah mengatakan, perannya dalam kongres PDI-P adalah peninjau. Ia meminta bantuan uang kepada Andrew untuk menambah biaya operasional kongres sejak sebulan sebelum pelaksanaan.

Menurut Adriansyah, banyak kader PDI-P yang meminta difasilitasi untuk datang ke kongres di Bali.

"Kader lebih dari 100 orang dari kabupaten, kecamatan, dan desa. Biasa, kegiatan lima tahun sekali, banyak kader yang ikut," kata Adriansyah.

Adriansyah sempat meminta uang tersebut ditukarkan ke mata uang rupiah karena ingin segera digunakan. Namun, kata Adriansyah, uang itu belum sempat dibagikan kepada para kader karena adanya penangkapan oleh petugas Komisi Pemberantasan Korupsi.

Adriansyah membantah bahwa uang tersebut akan digunakan untuk membiayai pencalonannya sebagai gubernur.

"Tidak sepenuhnya benar karena saat kongres malamnya diumumkan bahwa calon gubernurnya bukan Adriansyah," kata dia.

Dalam sidang sebelumnya, pengacara Andrew, Bambang Hartono, menyatakan, transaksi terakhir antara Andrew dan Adriansyah dilakukan untuk membantu biaya kongres PDI Perjuangan di Bali.

"Itu belum disampaikan ke panitia kongres, lalu sudah tertangkap petugas KPK," kata Bambang.

Bambang mengatakan, uang terkait kongres itu atas permintaan pribadi Adriansyah, bukan atas nama PDI-P. Selama ini, dia melanjutkan, Andrew Hidayat (AH) kerap memberi Adriansyah uang layaknya bantuan kepada teman.

"Dia teman sudah lama, dan kebetulan juga dia (Andrew) punya usaha di Tanah Laut. Sesuai dengan pengakuan kedua belah pihak, Pak AH dan Pak Adriansyah, bahwa dia hanya sebagai teman," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com