Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dukung Penggunaan Kalender Hijriah untuk Penetapan Ramadhan dan Idul Fitri

Kompas.com - 16/07/2015, 20:45 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa pemerintah mendukung usulan Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin untuk menggunakan kalender hijriah dalam menetapkan awal Ramadhan dan Idul Fitri.

"(Kalender hijriah) itu aspirasi umat Islam sudah cukup lama, yang memang menghendaki kita memiliki kalender untuk menyatukan kita semua. Tujuannya agar menjelang Ramadhan dan Syawal tidak diwarnai hiruk-pikuk, kita bersama atau tidak," ujar Lukman seusai konferensi pers di Gedung Kemenag, Jakarta, Kamis (16/7/2015).

Lukman mengatakan, kebutuhan penggunaan kalender hijriah merupakan aspirasi yang selalu dipertimbangkan oleh Kemenag. Menurut dia, usulan tersebut sejalan dengan niat pemerintah untuk membuat penyesuaian penanggalan Ramadhan dan Idul Fitri.

Meski demikian, kata Lukman, hingga saat ini masih ada beberapa pandangan terkait kriteria penentuan tanggal yang belum disepakati, khususnya dengan MUI. Pemerintah sendiri telah mengadakan pertemuan-pertemuan untuk menyamakan cara pandang.

"Kita sudah sama dalam menggunakan hisab dan rukyat, tinggal kriteria itu apa yang perlu disamakan. Kita berharap semakin cepat makin baik karena usulan MUI telah didukung ormas dan pemerintah," kata Lukman.

Sebelumnya, seusai mengikuti sidang isbat awal Syawal di Kemenag, Din Syamsudin mengusulkan agar pemerintah mulai menggunakan kalender hijriah untuk menentukan Ramadhan dan Idul Fitri. Selain menghindari perbedaan, penggunaan kalender juga membuat penetapan tanggal lebih efisien.

"Dalam 1 tahun bisa dilakukan pemerintah, misalnya mengusulkan agar Kemenag berbicara di forum OKI. Ini bukan urusan NKRI tapi Dunia Islam dan Islam watak rahmatan lil alamin," kata Din.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com