Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Budi Gunawan Dukung KPK soal Wewenang Penyadapan

Kompas.com - 29/06/2015, 15:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Razman Nasution mengaku mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memperjuangkan kewenangan penyadapan. Menurut dia, pihak yang ingin membatasi kewenangan penyadapan KPK justru pro terhadap korupsi.

"Jika ada orang yang ingin menghilangkan fungsi penyadapan KPK, menurut saya itu orang yang setuju dengan korupsi di Indonesia," ujar Razman di Gedung KPK, Jakarta, Senin (29/6/2015).

Razman dikenal sebagai pengacara dari dua tersangka yang ditangani KPK. Ia pernah menangani kasus Komjen Budi Gunawan hingga maju ke praperadilan. Saat itu, putusan praperadilan menyatakan KPK tidak berwenang melakukan penyidikan kepada Budi Gunawan.

Setelah sukses memenangkan Budi, Razman kemudian menjadi pengacara mantan Ketua Komisi VII DPR RI Sutan Bhatoegana. Namun, kini Razman mendukung kinerja KPK, terutama dalam fungsi penyadapan. Menurut dia, kewenangan penyadapan KPK merupakan senjata utama melawan korupsi.

"Tidak ada upaya lain, akan sulit nanti untuk mendeteksi orang yang akan melakukan korupsi," kata Razman.

Razman mengatakan, usulan revisi Undang-undang Nomor 30 tahun 2001 tentang KPK yang membatasi kewenangan penyadapan merupakan upaya pelemahan KPK. Menurut dia, peran KPK dalam pemberantasan korupsi pun tidak dapat digantikan dengan Polri dan Kejaksaan Agung.

"Bagi saya apakah KPK dihilangkan, lalu polisi saja jadi penegak hukum? Begitu juga dengan kejaksaan? Menurut saya tidak," kata dia.

Bahkan, kata Razman, dulu perjuangannya membela Budi Gunawan bukan untuk melemahkan KPK. Ia mengatakan, kehadiran KPK masih dibutuhkan dan tidak ada satu lembaga pun yang dapat menganggap KPK saat ini tengah dilemahkan.

"Tidak boleh ada satu lembaga yang merasa bahwa hari ini KPK dilemahkan atau sudah terlemahkan. Kita dulu berjuang bela BG tidak bermaksud melemahkan KPK," kata Razman.

Selama tiga bulan terakhir, Razman mendekam di rumah tahanan Cipinang karena kasus kekerasan yang ditangani Kejaksaan Agung. Razman mendatangi KPK untuk mempertanyakan statusnya sebagai kuasa hukum Sutan.

"Saya berharap Pak Sutan harus konsisten dengan apa yang beliau sampaikan ketika di awal menunjuk saya menjadi kuasa hukum," kata Razman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com