Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPDI Nilai Sutiyoso Jadi Tersangka Kasus 27 Juli

Kompas.com - 10/06/2015, 17:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Usulan presiden Joko Widodo bahwa Sutiyoso menjadi kepala Badan Intelejen Negara (BIN) disayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI). Koordinator TPDI Petrus Selestinus menyebut Sutiyoso merupakan tersangka dalam peristiwa "Kudatuli".

"Sebagai kader PDI-P, Jokowi harusnya tahu bahwa posisi Sutiyoso saat ini masih berstatus tersangka dalam kasus 27 Juli," ujar Petrus melalui siaran pers yang diterima pada Rabu (10/6/2015).

Petrus masih ingat betul peristiwa yang terjadi pada 27 Juli 1996, di mana markas PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58 diserbu sekelompok orang yang diduga suruhan Surjadi dan kawan-kawan termasuk Panglima Kodam Jaya saat itu, Sutiyoso. Petrus menyebut Megawati Soekarnoputri dan pengikutnya sebagai korban. Apalagi, Megawati dan 124 pendukungnya sempat diproses hukum karena dituduh menduduki kantor PDI dan tak membubarkan diri meskipun diminta oleh aparat keamanan.

Pada 2 Agustus 1996, TPDI melaporkan kasus penyerbuan itu ke Badan Reserse Kriminal Polri. Laporan TPDI mencantumkan nama terlapor Suryadi dan Sutiyoso. Pada bulan yang sama, TPDI membuat laporan khusus kepada Danpuspom ABRI atas dugaan keterlibatan jenderal TNI dan Polri dalam penyerbuan itu.

"Hasil penyidikannya adalah Jenderal Sutiyoso ditetapkan sebagai salah satu tersangka pelaku penyerbuan kantor DPP PDI-P," ujar Petrus.

Jokowi sudah menyerahkan nama Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN untuk menggantikan Marciano Norman kepada DPR. Jokowi mengaku sudah memperhatikan banyak hal, baik rekam jejak maupun kompetensi Sutiyoso sebelum mengambil keputusan.

Sutiyoso mengaku dipanggil Presiden Jokowi pada Senin (8/6/2015), untuk membicarakan pencalonannya sebagai kepala BIN. Ia mengaku siap jika dipercaya karena merasa memiliki kemampuan di bidang intelijen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com