Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Novel Minta Sidang Praperadilan Dilanjutkan jika Polri Kembali Mangkir

Kompas.com - 29/05/2015, 09:43 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Tim kuasa hukum penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan berharap, tim kuasa hukum Polri hadir pada sidang perdana praperadilan di Pengadian Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/5/2015).

"Jika Polri tak hadir lagi tanpa konfirmasi apa pun, maka kita mendesak hakim untuk tetap memulai persidangan tanpa Polri," ujar anggota tim kuasa hukum Novel, Julius Ibrahim, dalam pesan singkat.

Sedianya, sidang perdana gugatan praperadilan ini digelar pada Senin (25/5/2015). Namun, sidang itu ditunda lantaran pihak Polri tidak hadir tanpa alasan. (Baca: Polri Tak Hadir, Sidang Praperadilan Novel Baswedan Ditunda)

Julius menambahkan, tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi sidang hari ini. Pasalnya, pihaknya hanya akan membacakan berkas gugatan praperadilan.

"Belum ada strategi khusus karena yang kemarin belum sidang. Tetapi, yang jelas kita akan mendesak hakim untuk tetap memulai persidangan (jika Polri tidak hadir)," ujarnya.

Pengacara Novel lainnya, Asfinawati, mengaku, hingga saat ini belum mengetahui apakah tim hukum Polri akan hadir atau tidak pada sidang kali ini. Namun, menurut dia, Polri menunjukkan iktikad buruk jika kembali mangkir.

"Buruk sekali dan contoh buruk bagi masyarakat. Meski ini baru panggilan kedua, tapi ini sudah menunjukkan iktikad buruk," kata Asfinawati.

Asfinawati menambahkan, majelis hakim harus tetap melanjutkan persidangan apabila Polri kembali tak hadir. Pasalnya, sidang praperadilan merupakan persidangan singkat. Selain itu, jeda waktu antara pendaftaran gugatan hingga jadwal sidang perdana digelar cukup panjang.

"Jika tak datang, maka sesuai permintaan kami maka sidang harus dilanjutkan. Kemarin juga hakim tidak memberikan penolakan," ujarnya.

Polri sebelumnya berdalih belum siap menghadapi sidang praperadilan sehingga tidak hadir dalam sidang Senin lalu. (Baca: Polri Berdalih Belum Siap Hadapi Praperadilan Kubu Novel Baswedan)

"Polri tidak bisa hadir karena tim dari kuasa hukum masih mempelajari dan berkoordinasi dengan penyidik mempersiapkan apa-apa yang diperlukan dalam sidang," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto.

Novel ditangkap penyidik Bareskrim Polri di rumahnya, Jumat (1/5/2015) dini hari. Ia dituduh melakukan penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan atau seseorang pejabat yang dalam suatu perkara pidana menggunakan sarana paksaan, baik untuk memeras pengakuan maupun untuk mendapat keterangan.

Menurut polisi, penganiayaan itu terjadi di Pantai Panjang Ujung, Kota Bengkulu, pada 18 Februari 2004.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com