JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa anak-anak pengungsi Rohingya yang diketahui yatim piatu dan tidak memiliki keluarga lagi akan ditempatkan dalam pesantren untuk menerima pendidikan selama satu tahun.
"Dari 230 anak, ada yang kategori remaja, banyak yang yatim, yatim piatu, dan tidak punya keluarga lagi. Kami sudah koordinasi dengan Wakil Presiden dan Menteri Luar Negeri, mereka (anak-anak) dimungkinkan untuk diasuh apakah di RPSK Kemensos, apakah di pesantren," ujar Khofifah saat ditemui di Istana Wapres, Senin (25/5/2015).
Menurut Khofifah, anak-anak pengungsi Rohingya akan terlebih dulu melalui proses identifikasi, verifikasi, dan validasi data. Beberapa pesantren yang berada di Sukabumi, Malang, Pasuruan, Bojonegoro, telah menyatakan siap untuk menampung anak-anak pengungsi Rohingya.
Menurut Khofifah, sambil melakukan validasi data dan identifikasi, Kemensos akan berkoordinasi dengan tim teknis, termasuk dengan tim yang dibentuk Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pengasuhan di pesantren rencananya akan dilakukan selama satu tahun sebelum pemerintah mengambil kebijakan lanjutan terhadap para pengungsi. Menurut Khofifah, hal tersebut tidak sulit dilakukan karena semua pengungsi Rohingya beragama Islam.
"Sementara ini, keputusan pemerintah untuk satu tahun. Kenapa harus di pesantren atau panti asuhan? Supaya pola asuh bisa memenuhi recovery psycho social yang komprehensif," kata Khofifah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.