Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Irama Tak Datang, Yusril Jadi Ketum Partai Bulan Bintang

Kompas.com - 27/04/2015, 06:34 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Yusril Ihza Mahendra terpilih sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) pada Muktamar IV PBB, Minggu (26/4/2015). Ia terpilih karena calon lainnya, Rhoma Irama, tak kunjung datang ke arena muktamar menjelang pemilihan ketua umum.

"Karena Rhoma Irama tidak datang dalam penetapan calon ketum PBB yang membutuhkan pernyataan kesiapan dari yang bersangkutan, pimpinan sidang menyatakan bahwa Yusril terpilih sebagai ketua umum," kata mantan Ketua Umum PBB MS Kaban, di Jakarta, Minggu.

Sebelum menetapkan Yusril sebagai Ketua Umum PBB, menurut Kaban, pimpinan sidang sudah memberikan waktu selama lima menit untuk menunggu kehadiran Rhoma. Akan tetapi, yang bersangkutan tak kunjung hadir untuk memberikan pernyataan kesiapannya untuk dimajukan sebagai calon ketua umum PBB.

Kaban, yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro, mengatakan, Yusril terpilih secara demokratis. 

"Kami sudah menunggu Bang Rhoma untuk menyampaikan kesediaannya memimpin PBB. Tapi, sudah ditunggu selama lima menit, tidak datang juga," ujarnya.

Kaban mengatakan, sebelum pencalonan sebagai ketua umum, pengurus PBB telah mengadakan pertemuan dengan Rhoma. Namun, pada hari H, yang bersangkutan justru tidak hadir. "Jadi, yang bersemangat para pendukungnya saja," kata Kaban.

Seperti dikutip dari Antara, jumlah suara yang didapatkan Yusril untuk maju sebagai calon ketum PBB adalah 386 suara, sedangkan Rhoma 122 suara, dan calon lainnya kurang dari 100 suara sehingga tidak dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Penetapan calon tersebut berdasarkan Pasal 5 ayat 3 AD/ART PBB yang menyatakan setiap calon harus mendapat 100 suara dukungan. 

"Saya juga tidak tahu alasannya. Yang jelas, Rhoma berkali-kali sudah menyatakan tidak maju jika Yusril juga mencalonkan ketum. Namun, ini kan pendukungnya saja yang dorong terus. Kami sampai saat ini masih membuka pintu untuk Rhoma," ujar Kaban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com