Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah: Dengan Pancasila, Bangun Revolusi Karakter dan Restorasi Sosial

Kompas.com - 15/04/2015, 14:16 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti yang termaktub dalam agenda prioritas pemerintahan atau Nawacita poin ke-8 tentang revolusi karakter bangsa dan poin ke-9 tentang restorasi sosial, Kementerian Sosial memprakarsai perwujudan agenda tersebut dengan mengadakan sosialisasi pembangunan kepedulian sosial.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional dari Kementerian Sosial dengan agenda Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan 2015, Selasa (14/4/2015), mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kepedulian sosial. Kepedulian tersebut, jelas Khofifah, setidaknya ditunjukkan dengan lima jari.

"Lima jari kita yang menggambarkan Pancasila: ujung jari pertama menunjukkan bahwa warga Indonesia, melalui jari-jarinya akan memberi santunan, tolong-menolong, dan bergandengan tangan. Intinya, masing-masing jari memiliki nilai efektif tersendiri," ujar Khofifah.

"Lalu, melalui mulut, warga Indonesia akan memberikan sapaan yang santun, jujur, dan penuh empati. Itulah yang sekarang ingin disosialisasikan. Launching-nya tanggal 20 Mei nanti, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional," tambahnya.

Pada peluncuran tersebut, Khofifah menjelaskan, akan ada Kemah Bakti Pemuda untuk membangun solidaritas bahwa pemuda adalah potensi efektif bangsa. Banyak nilai-nilai bisa ditunjukkan oleh semua panca indera warga bangsa yang merupakan kumpulan nilai positif dari seluruh energi bangsa sehingga melahirkan kepedulian sosial.

"Inilah yang ingin kita bangun, sebagai breakdown dari revolusi karakter dan restorasi sosial," jelas Khofifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com