Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi Informasi Pusat Akan Periksa Berkas Surat DKP Prabowo di Mabes TNI

Kompas.com - 27/03/2015, 20:56 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sidang sengketa informasi publik antara pegiat hak asasi manusia dan Panglima TNI akan memasuki tahap berikutnya, dengan agenda pemeriksaan setempat. Hakim Komisi Informasi Pusat (KIP) akan memeriksa data-data berkaitan dengan surat pemecatan Prabowo Subianto dari ABRI pada 1998 di Mabes TNI Cilangkap.

"Berikutnya akan dilanjutkan dengan pemeriksaan setempat di Pusat Penerangan Mabes TNI Cilangkap," ujar Hakim Yhannu setyawan, dalam sidang KIP, Jumat (27/3/2015).

Dalam sidang KIP, Jumat siang, Hakim Yhannu meminta kuasa hukum Panglima TNI untuk menyiapkan buku dan dokumen yang berisi nomor register surat-surat yang pernah dikeluarkan Panglima TNI. Khususnya, kata Yhannu, yang ditandatangani oleh Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) pada 1998.

Selain itu, hakim juga meminta agar kuasa hukum Panglima TNI untuk menunjukkan hasil penelusuran tim investigasi yang dibentuk TNI untuk menyelidiki keberadaan surat DKP mengenai pemecatan Prabowo. Rencananya, pemeriksaan setempat akan dilakukan pada 2 April 2015.

Pemohon dalam gugatan ini adalah Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Setara Institute, dan Imparsial. Ketiganya mempertanyakan keberadaan surat DKP bagi Prabowo Subianto. (Baca: Pegiat HAM Kembali Pertanyakan Surat DKP Pemecatan Prabowo di Sidang KIP)

Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras Fery Kusuma mengatakan, surat DKP tersebut adalah dokumen penting yang mampu memberikan informasi mengenai keterlibatan perwira TNI dalam kasus-kasus pelanggaran HAM. Khususnya, kata Fery, yang diduga dilakukan Prabowo Subianto, yang saat itu menjadi Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com