Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Gelombang WNI ke Suriah Cukup Besar

Kompas.com - 23/03/2015, 11:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membenarkan bahwa ada gelombang cukup besar keberangkatan warga negara Indonesia ke Timur Tengah. Pergerakan warga itu diduga untuk bergabung dengan kelompok radikal Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS).

"Gelombangnya cukup besar, baik prinsipnya ideologi atau pragmatis (ekonomi)," ujar Tjahjo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Tjahjo menegaskan bahwa keberangkatan WNI itu harus dicegah. Namun, ia mengakui bahwa pemerintah Indonesia, khususnya otoritas keimigrasian, tidak memiliki kewenangan untuk melarang keberangkatan mereka. Oleh sebab itu, harus ada penambahan kewenangan otoritas keimigrasian yang disesuaikan dengan gejala terorisme untuk dapat mencegah mereka berangkat bergabung dengan ISIS.

"Sehingga, ada kewenangan imigrasi untuk mencegah warga negara kita yang niatnya ingin bergabung (dengan ISIS). Jangan sampai kepolisian, pihak-pihak terkait, nantinya terganggu," ujar dia.

Data yang diperoleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memperlihatkan bahwa ada 514 WNI yang berada di Suriah. Namun, belum bisa dipastikan apakah mereka bergabung ISIS atau tidak.

Sejak 2013, jumlah WNI yang meninggal di sana sebanyak 100 orang. Adapun WNI yang berada di Mosul, Irak Utara, berjumlah 100 orang. Sementara itu, simpatisan ISIS di Indonesia berjumlah ribuan orang. Mereka terdapat di sejumlah universitas dan kota-kota yang tersebar di lima provinsi, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com