"Jadi pion aja. Di bawah pasti," kata As'ad dalam diskusi di Jakarta, Minggu (22/3/2015).
As'ad yang kini menjadi Wakil Ketua Umum PBNU itu menyebutkan WNI yang berada di Irak dan Suriah dianggap sebagai "tamu" oleh ISIS. Sehingga, sangat mustahil mereka dipercaya memegang tongkat komando dalam kelompok tersebut.
"Mereka, kalau orang Indonesia macam saya membantu orang Arab, nggak mungkin (kita komandoi), bahas pun kita nggak mudeng (mengerti)," ucap As'ad.
Menurut dia, WNI yang bergabung dengan ISIS hanya dijadikan alat perang. Salah satunya adalah calon pelaku bom bunuh diri. As'ad mengaku khawatir jika WNI yang bergabung ISIS itu kembali ke tanah air. "Yang kita takuti adalah bom bunuh diri," ucap dia.
Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, ada 514 WNI yang bergabung dengan ISIS. Kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu dianggap menjanjikan kesejahteraan bagi mereka yang bergabung dengan ISIS. Sehingga mereka pun menjual harta bendanya di tanah air.
Kabar terakhir, ada 16 WNI yang ditahan di Gaziantep, Turki. Wilayah itu dikenal sebagai jalur penyeberangan ke Suriah yang sering dipakai para pengikut ISIS. Rencananya seluruh WNI itu akan dideportasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.