Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bantah Pemberian Traktor untuk Petani Ditarik Kembali

Kompas.com - 18/03/2015, 10:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo angkat bicara soal kabar yang menyebutkan pemberian traktor tangan bagi petani ditarik kembali setelah acara seremoni penyerahan berakhir. Menurut Jokowi, traktor itu memang tidak semuanya diberikan ke satu daerah, tetapi disebar untuk wilayah lainnya sehingga beberapa di antaranya diangkut kembali.

"Siapa yang narik? Gini loh, itu dikumpulkan 1.300 (traktor), kan nggak mungkin 1.300 untuk satu desa. Itu untuk lima kabupaten, ya dinaikkan lagi, disebar," ucap Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sebelum memulai kunjungan kerja di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3/2015).

Jokowi membantah pemberian itu sifatnya simbolis semata. Dia mengaku tak mau hanya memberikan tiga sampai lima traktor tangan sehingga terkesan hanya sekadar seremoni. (Baca: Traktor yang Akan Dibagikan ke Petani Kembali Ditarik, Ini Penjelasan Kementan)

"Kita nggak mau simbolis, tiga atau lima, yang 1.300 ke mana? Jadi, betul barangnya 1.300, setelah itu dibagikan ke kabupaten-kabupaten," kata dia.

Presiden, didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada akhir Januari 2015, memberikan 852 traktor tangan dan 377 pompa air untuk petani di Jawa Timur. Selain itu, pemerintah pusat juga memberikan bantuan sebanyak 98.000 benih jagung dan 70.000 benih kedelai untuk petani di Jawa Timur.

Namun, para petani kemudian kaget lantaran traktor-traktor itu kemudian diangkut kembali oleh panitia. Petani yang merasa kebingungan itu berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Saat itu, Presiden Jokowi melakukan panen raya di sana sekaligus memberikan bantuan traktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com