Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambahan Dana Rp 1 Triliun untuk Parpol Dianggap Tak Akan Tekan Korupsi

Kompas.com - 12/03/2015, 20:06 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis antikorupsi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dahnil Anzar Simanjuntak, menilai, tidak ada korelasi antara peningkatan bantuan pembiayaan dana partai politik dengan penekanan angka kejahatan korupsi. Menurut dia, pandangan yang menyatakan ada korelasi antara keduanya adalah pandangan nirnalar.

"Tidak ada satu pun korelasi antara keduanya, itu pandangan nirnalar kalau menurut saya," kata Dahnil, di Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Dari sejumlah penelitian, Dahnil menambahkan, yang menjadi variabel penurunan angka korupsi adalah laporan keuangan partai politik itu sendiri. Semakin transparan dan akuntabel partai politik dalam mempublikasi laporan keuangan mereka, maka praktik korupsi akan semakin ditekan.

"Jadi yang bisa menyudutkan praktik korupsi itu adalah akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan, serta upaya penegakkan hukum. Bukannya tambahan santunan negara," kata dia.

Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan yang juga Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menggelontorkan wacana pembiayaan dana parpol sebesar Rp 1 triliun yang bersumber dari APBN. Namun, wacana tersebut, menurut dia, memerlukan kontrol yang ketat dari masyarakat. Sejumlah kalangan pun menanggapi wacana itu.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, mengatakan, peningkatan dana parpol diperlukan untuk membebaskan parpol dari ketergantungan penyumbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com