JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI menyesali lambatnya pemberitahuan pemerintah Taiwan terkait hilangnya 21 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal Hsiang Fu Chuen. Kapal berbendera Taiwan itu hilang kontak di sekitar Kepulauan Falkland ketika sedang berlayar dari Atlantik Selatan menuju Taiwan.
"Kami kecewa atas lambatnya penanganan isu ini. Tidak ada urgensi otoritas Taiwan untuk mencari dan mengetahui nasib 21 ABK WNI yang ada di kapal itu," ujar Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir dalam konferensi pers di Gedung Kemenlu, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Tata, panggilan Arrmanatha mengatakan, dari informasi yang diperoleh, kapal tersebut sebenarnya sudah hilang kontak pada 26 Februari 2015. Namun, ia mengatakan, perusahaan pemilik kapal baru memberitahu pemerintah Taiwan pada 2 Maret 2015.
Kemudian, baru pada tanggal 9 Maret lalu, pemerintah Indonesia diberitahu mengenai hal tersebut. (baca: Wapres Instruksikan Perwakilan RI di Taiwan Cari 21 WNI yang Hilang)
Tata mengatakan, karena lokasi yang diduga sebagai tempat hilangnya kapal berada tidak jauh dari Argentina, pihak otoritas Taiwan kemudian meminta bantuan pemerintah Argentina untuk ikut melakukan pencarian.
Selain itu, menurut Tata, pemerintah Taiwan juga meminta kapal-kapal nelayan untuk ikut mencari keberadaan kapal.
Tata mengatakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menghubungi pihak-pihak terkait untuk menindaklanjuti pencarian 21 ABK WNI. Selain itu, Kemenlu juga mengirimkan beberapa perwakilan untuk berbicara pada pemerintah Taiwan dan perusahaan pemilik kapal, termasuk untuk membicarakan masalah kompensasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.