Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Prasetyo Ditantang Buktikan Dirinya "Setengah Dewa"

Kompas.com - 23/11/2014, 16:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Jaksa Agung HM Prasetyo ditantang untuk membuktikan bahwa dirinya layak dan memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk memimpin Kejaksaan Agung. Prasetyo harus menjawab tantangan tersebut dengan menuntaskan sejumlah kasus berskala besar, seperti kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia, kasus pelanggaran hak asasi manusia, dan kasus lainnya, tanpa pandang bulu.

"Meski publik tidak optimistis, dia (Prasetyo) harus kerja maksimal untuk membuktikan ke publik bahwa dia mampu menegakkan hukum," ujar Sekretaris Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo dalam diskusi di Jakarta, Minggu (23/11/2014).

Benny mengatakan, selain mengusut kasus besar, Prasetyo juga harus membersihkan kejaksaan dari oknum-oknum yang berpotensi melumpuhkan tajamnya penindakan hukum.

"Bisa tidak dia buktikan itu? Kalau tidak bisa, revolusi mental terpental dan tanda kemunduran hukum," ujarnya.

Peneliti di Indonesian Institute for Development and Democracy, Arif Susanto, meragukan kapabilitas Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Pasalnya, kata Arif, Prasetyo tidak menorehkan prestasi yang gemilang saat menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

Selain itu, ia meragukan bahwa Prasetyo mampu menegakkan hukum secara adil dan tidak ada keberpihakan dalam menangani kasus yang berbau konflik kepentingan. Keraguan tersebut muncul jika melihat latar belakang Prasetyo sebagai politisi Partai Nasdem.

"Dengan kasus Surya Paloh (Ketum Nasdem) tahun 2008 kredit macet, sampai saat ini kasusnya belum jelas apakah akan dipetieskan. Karena dia dari Nasdem, dikhawatirkan ada konflik kepentingan dalam melaksanakan tugas dia sebagai Jaksa Agung," ujar Arif.

Oleh karena itu, kata Arif, keraguan publik terhadapnya harus ditepis dengan bukti kinerja yang diharapkan masyarakat. Menurut Arif, seorang jaksa agung tak cukup hanya berpengalaman di bidang hukum, tetapi integritasnya dan kejujurannya selayaknya "setengah dewa".

"Kita butuhnya dia berintegritas dan 'setengah dewa'. Maka, dia harus tunjukkan bahwa dia luar biasa karena kita butuh jaksa agung yang 'setengah dewa'," kata Arif.

Prasetyo sebelumnya mengaku akan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam menjalankan tugasnya. Prasetyo mengaku akan membuktikan ucapannya tersebut dengan kerja nyata. Dia mengaku telah memiliki visi misi untuk melakukan penegakan hukum yang konsisten di Indonesia. (Baca: Prasetyo: Lihat Saja Nanti Bagaimana Saya...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com