JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan tafsir "One Thousand Friend Zero Enemy" yang disuarakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Hikmahanto, tafsir tersebut tak bisa menjaga kedaulatan Indonesia.
"Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke luar negeri dalam rangka KTT APEC, ASEAN, dan G-20, disamping memperkenalkan diri sebagai Presiden baru Indonesia, dalam setiap kesempatan menyampaikan pidato resmi dalam KTT, perlu menyampaikan tafsir baru kebijakan luar negeri bebas aktif," kata Hikmahanto melalui pesan singkat, Senin (10/11/2014).
Dalam tafsir baru yang dapat disebut sebagai "Doktrin Jokowi", lanjut Hikmahanto, politik luar negeri bebas aktif ditafsir sebagai "All Nations are friends until Indonesia's sovereignty is degraded and national interest is jeopardized" atau "Semua Negara adalah sahabat sampai kedaulatan Indonesia direndahkan dan kepentingan nasional dirugikan."
"Presiden Jokowi tidak perlu ragu atau merasa ewuh pakewuh dalam menyampaikan 'Doktrin Jokowi' di pidato resmi agar sejak awal masyarakat internasional tahu bahwa Indonesia tidak akan bisa diajak berkompromi ketika kedaulatan dilanggar oleh negara lain dan kepentingan nasional dirugikan," ujarnya.
Menurut Hikmahanto, Presiden Jokowi perlu menyampaikan bahwa doktrin ini merupakan aspirasi dari rakyat Indonesia yang diartikulasikan. Tafsir kebijakan luar negeri baru ini, kata dia, akan membuat Indonesia disegani oleh masyarakat internasional dan mendapat dukungan dari publik dalam negeri.
Presiden Jokowi tengah melakukan lawatan di luar negeri yang baru pertama kali dilakukan setelah dilantik. Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan bilateral Presiden Jokowi, berturut-turut dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping dan Perdana Menteri RRT Li Keqiang.
Jokowi menghadiri Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) Economic Leaders' Meeting di Beijing, Tiongkok, pada 8-12 November 2014. Jokowi juga dijadwalkan menghadiri ASEAN Summit di Myanmar pada 12-14 November 2014, lalu melanjutkan perjalanan ke acara G-20 Leaders' Summit di Brisbane, Australia, pada 15-16 November 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.