Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GMF Nyatakan Tak Terlibat dalam Pemotongan Pesawat yang Terbakar

Kompas.com - 12/10/2014, 21:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Garuda Maintenance Facility (GMF) menyatakan bahwa mereka tidak terlibat langsung dalam kejadian peristiwa terbakarnya pesawat bekas milik Sriwijaya Air, Minggu (12/10/2014) siang. GMF menyatakan bahwa dalam kasus ini mereka hanya berperan sebagai pihak yang memiliki tempat.

"Jadi pas pesawatnya terbakar kebetulan saja itu lokasinya di GMF. GMF tidak terlibat dalam kegiatan pemotongan pesawat," kata GMF Corporate Secretary Dwi Aji kepada Kompas.com, Minggu (12/10/2014).

Dwi memaparkan, pemotongan pesawat itu dilakukan oleh PT Wirasjaya. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pemotongan pesawat yang sudah tidak bisa difungsikan lagi. Menurut Dwi, biasanya pesawat-pesawat yang sudah tidak bisa dipakai akan dipotong dan besinya dijual ke pihak ketiga.

"Dua korban pas pesawat terbakar itu pegawai dari PT Wirasjaya, bukan pegawai GMF sebab GMF bukan perusahaan pemotongan pesawat, " kata Dwi.

Pesawat yang tak diketahui pemiliknya itu terbakar saat hendak dipotong, Minggu siang. Seorang pekerja bernama Jamari (24) meninggal dunia setelah menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.

Kepala Humas RSUD Tangerang Muhammad Nizar mengatakan, korban meninggal dunia saat mendapat perawatan di unit perawatan intensif. Adapun korban lain, Wanto (29), kini dirawat di unit perawatan intensif RSUD. Ia mengalami luka bakar pada hampir separuh tubuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com