Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Suryadharma Ali soal Perintah Islah

Kompas.com - 27/09/2014, 05:54 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan telah mengeluarkan putusan sela yang mengimbau kubu Suryadharma Ali dan kubu Emron Pangkapi melakukan islah alias perdamaian.

Keputusan itu menetapkan pula Suryadharma Ali tetap menjadi ketua umum partai itu, demikian pula Romahurmuziy tetap menjadi sekretaris jenderal. Apa komentar Suryadharma?

"Saya belum terima keputusan itu, media lebih dulu sudah terima. Canggih," kata Suryadharma di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (26/9/2014). Dia menolak berkomentar lebih jauh.

"Saya belum tahu, saya belum tahu keputusan resmi seperti apa, kami belum tau," tepis Suryadharma saat ditanya lebih jauh soal perintah islah itu.

Mantan Menteri Agama ini tetap berkeyakinan tak bersalah terkait konflik internal partainya. Menurut dia, konflik berkepanjangan itu muncul karena kubu Emron berulah dengan memecat Suryadharma dari posisi ketua umum.

"Harus dicatat saya adalah orang yang teraniaya dan terzalimi karena saya yang diberhentikan. Apakah pantas saya merapat minta islah?" ujar Suryadharma.

Konflik di tubuh PPP berawal dari sejumlah petinggi PPP seperti Sekjen Muhammad Romahurmuziy, Wakil Ketua Umum Emron Pangkapi dan Suharso Monoarfa, mengadakan pertemuan yang memutuskan pemberhentian Suryadharma.

Sebagai tanggapan atas pemecatannay itu, Suryadharma balik memecat para pemecatnya. Dia menggunakan dasar pelanggaran ketaatan terhadap Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PPP.

Hingga saat ini masih terjadi dualisme kepengurusan di tubuh partai itu. Baik kubu Suryadharma maupun Emron telah mengajukan kembali pendaftaran susunan organisasi DPP PPP ke Kementerian Hukum dan HAM, sebagai mekanisme legalitas partai politik menurut UU tentang Partai Politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com