Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal RUU Pilkada, Wanda Hamidah Ingatkan UUD 1945 Saja Bisa Diubah, Apalagi UU

Kompas.com - 18/09/2014, 23:26 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Anggota DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah mengungkapkan penolakannya terhadap rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah (RUU Pilkada) yang mengatur pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Wanda pun menilai meski nantinya RUU tersebut disahkan dapat saja diubah.

"Undang-undang 45 saja bisa diubah, apalagi undang-undang lain, ini jadi urusan kecil," ujar Wanda, dalam sebuah diskusi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2014).

Wanda mengatakan, RUU Pilkada tersebut sebenarnya adalah suatu kemunduran demokrasi yang luar biasa. Bahkan, Wanda menambahkan, pemerintahan saat ini bisa kembali ke jaman orde baru jika RUU tersebut disahkan.

Menurut Wanda, pemilihan kepala daerah melalui DPRD sama sekali tidak menjamin politik uang akan berakhir. Menurut dia, bahkan dengan DPRD, jumlah uang yang digunakan untuk menyuap anggota dewan akan lebih besar.

"Sudah rahasia publik, bahwa di setiap pergantian di parlemen, pasti ada suap menyuap," kata Wanda.

Tanpa pemilihan secara langsung, menurut Wanda, tidak akan ada pemimpin yang benar-benar dicintai oleh rakyat. Masing-masing kepala daerah hanya akan tunduk kepada DPRD, bukan kepada rakyat.

Dalam mengomentari sikap sejumlah partai Koalisi Merah Putih yang menginginkan pilkada melalui DPRD, Wanda mengatakan, hal itu jelas merupakan manuver politik yang berbuntut dari pemilihan presiden.

"Ini upaya penjegalan terhadap Jokowi-JK oleh Koalisi Merah Putih. Ini bukan pendidikan yang baik untuk rakyat," kata Wanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com