Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pemilihan Rumah di Menteng sebagai Kantor Tim Transisi

Kompas.com - 05/08/2014, 20:27 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tim transisi presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla masih tertutup mengenai latar belakang rumah yang disewa menjadi kantor tim transisi. Alasannya karena menghormati privasi pemilik yang memintak tak disebut identitasnya.

"Kita tidak bisa jawab, ini privasi dari orang yang punya," kata kepala staf tim transisi, Rini M Soemarno, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2014).

Rini menjelaskan, pemilihan rumah ini sebagai kantor tim transisi hanya karena alasan teknis. Jokowi menginginkan kantor tim transisi yang berdekatan dengan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Taman Suropati, atau rumah yang disewa Jokowi di Jalan Sawo, Menteng, Jakarta Pusat.

Saat ditanya mengenai harga sewa kantor transisi, Rini juga enggan menjawabnya. Tapi ia sebutkan bahwa rumah itu disewa selama satu tahun dengan harga normal seperti harga menyewa rumah di kawasan Menteng.

"Pak Jokowi perlu tempat yang tidak jauh-jauh supaya gampang ketemu, kita cari dan salah satunya rumah ini, lalu kita sreg," ujarnya.

Sebagai informasi, rumah yang dijadikan kantor tim transisi itu berada di Jalan Situbondo, Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat. Posisinya sangat dekat dengan Taman Kodok. Rumah itu mirip dengan rumah lainnya di kawasan Menteng yang menjadi rumah para pejabat.

Bagian depan rumah tersebut kental dengan nuansa tradisional dengan cat putih dan pagar setinggi kira-kira dua meter bercat cokelat, di lobi berjajar empat pilar yang dihiasi dengan bendera merah putih. Sedangkan bagian dalam rumah itu terdiri dari dua lantai dengan enam ruangan.

Lantai atas untuk ruang rapat utama, dan sisanya di lantai bawah untuk berbagai keperluan. Di lantai bawah, ada dua ruangan yang posisinya saling berhadapan dan rencananya akan dijadikan kantor Jokowi dan JK. Beberapa warga setempat mengatakan bahwa rumah tersebut sempat dijadikan salon oleh pemiliknya. Adapun mengenai identitas pemiliknya adalah mantan bos sebuah perusahaan otomotif yang telah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com