JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengungkap jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina. Presiden menyatakan masih akan melakukan koordinasi dengan kedutaan besar dan menunggu informasi resmi dari Malaysia Airlines tentang WNI di pesawat tersebut.
"Dari 289 orang yang jadi korban, ada sejumlah saudara kita, WNI. Dalam kaitan ini, Kementerian Luar Negeri dan sejumlah kedutaan Indonesia, utamanya di Belanda, Ukraina, dan Malaysia, sekarang terus melakukan indentifikasi resmi berapa banyak dan siapa WNI itu. Tentu kita menunggu maskapai Malaysia untuk pengumuman resmi," kata Presiden dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jumat (18/7/2014).
Presiden Yudhoyono menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan korban. Presiden juga menuntut diadakannya investigasi internasional atas peristiwa naas itu lantaran Pemerintah Indonesia mendapat informasi terpercaya bahwa pesawat MH17 ditembak dari darat.
"Kalau benar pesawat sipil itu jatuh ditembak oleh senjata militer, itu adalah pelanggaran hukum internasional, bahkan hukum perang," kata Presiden.
Pesawat Malaysia Airlines berkode penerbangan MH17 jatuh di wilayah Donetsk, Ukraina, pada Kamis (18/7/2014) sore waktu setempat. Jatuhnya pesawat MH17 ini diduga lantaran serangan dari milisi pro-Rusia di Ukraina. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang ada dalam pesawat itu diketahui tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.